Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Nasi Kucing, Nasi Anjing, dan Para Ibu-Bapak (Bisa) Buat Resah dan Terbahak

27 April 2020   09:39 Diperbarui: 27 April 2020   15:44 2861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anjing dan kucing berteman - Pixabay/turbot

Rupanya, istilah nasi kucing ini tidak begitu dikenal di sejumlah kawasan di Indonesia timur. Sama halnya dengan istilah angkring(an). Maklum saja, istilah angkringan diserap dari bahasa Jawa. 

'Nasi Anjing'

Nah, komunitas bernama ARK Qahal di Jakarta Barat membuat istilah 'nasi anjing' untuk menamai nasi bungkus bagi warga terdampak corona.

Bagi anggota komunitas tersebut, kata 'anjing' melambangkan kesetiaan anjing dalam menjaga tuannya. Tentu kita pernah membaca berita tentang anjing yang tak meninggalkan tuannya yang terkubur reruntuhan gempa. 

Komunitas tersebut membuat bungkusan makanan dengan logo kepala anjing dan tulisan 'Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting'.

'Nasi anjing' disajikan dengan porsi yang lebih besar dari 'nasi kucing'. Isi bungkusannya pun bergizi dan halal, yakni cumi, sosis daging sapi, dan teri. Juga tak mengandung sajian daging anjing seperti dugaan warga penerima bantuan.

Pihak kepolisian akhirnya mengadakan mediasi antara dua pihak untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini. Pihak pemberi diminta mengganti logo kepala anjing dan nama 'nasi anjing' yang membuat resah.

Akhirulkalam

Peristiwa heboh pemberian bantuan berupa 'nasi anjing' baru-baru ini dan juga pengalaman rekan penulis soal 'nasi kucing' mengajarkan kita banyak hal.

Pertama, kita perlu berhati-hati saat membuat istilah dan hendaknya jangan menganggap semua orang paham makna istilah (baru) yang kita maksudkan.

Kedua, kita perlu peka terhadap perbedaan persepsi makna suatu istilah terkait keragaman suku, agama, ras, budaya, dan lokasi geografis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun