Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mulai Saat Ini di Negeri Ini, Jodoh di Tangan Menteri

22 Februari 2020   06:20 Diperbarui: 22 Februari 2020   06:31 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat siuman, Jono sama-samar melihat wajah Jamilah. "Jon, Jon...kamu kok sebucin itu sih!" celetuk Jamilah. Entah dari mana Jamilah tahu kata bucin alias budak cinta. Yang pasti, Jono hepi-hepi saja mendengarnya. 

**

Waktu berjalan cepat. Jono dan Jamilah tumbuh dewasa. Merantau ke ibu kota.  Jono kerja sebagai tukang kebun sebuah keluarga berada. Jamilah karyawati biasa di rumah makan ternama.

Mungkin sudah suratan ilahi, Jono dan Jamilah tak terpisah jauh. Cuma sepelemparan batu saja kos-kosan mereka. 

Jono yang rajin dan disiplin membuat keluarga Pak Basuki, majikannya senang. Jono juga selalu sopan dan jaga kerapian. Meski kerjanya cuma memotong rumput dan tanaman.

"Pagi, Mas Jhonny," sapa Cantika, putri tunggal Pak Basuki. Seperti namanya, Cantika memang jelita. Sebentar lagi lulus kuliah bisnis. Jono girang dipanggil Jhonny oleh si gadis rupawan. Serasa jadi bintang Holiwut. 

Cantika putri orang kaya tapi tak sombong dan pelit. Pada orang-orang biasa seperti Jono, ia tulus menyapa. Sebenarnya sih, Jono dan Cantika saling menyimpan sebuah rasa di hati masing-masing. Tapi apa daya, mereka terpisah oleh jumlah rekening dan kata orang tua.

Di tempat lain, Jamilah sedang sibuk menyiapkan pesanan makan siang nasi kotak. Ketelitian dan ketelatenannya bekerja membuat bosnya, Bu Sugiharto terkesan. "Jamy, seandainya anakku si Boy itu sadar, ia pasti cari pacar yang rajin kerja seperti kamu," komentar Bu Sugih. 

Jamilah tersenyum malu. "Memang kenapa dengan pacar Mas Boy, Bu?"

"Ibu nggak begitu suka. Pacarnya itu nggak bisa masak. Dimanja orang tuanya sejak kecil," jawab si majikan.

"Oh begitu, ya Bu," kata Jamilah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun