Warga Jogja dan Jateng hendaknya mempererat kerukunan, apalagi jelang Pilpres sebentar lagi. Sangat mungkin, perusakan makam ini sengaja dilakukan untuk memecah kerukunan bangsa di tengah kontestasi politik yang memanas pada tahun 2019 ini.
Wasana Kata
Kita semua patut bercermin diri: Apakah kita rela gejala intoleransi makin merebak di tengah-tengah bangsa kita yang merdeka berkat perjuangan pahlawan dari aneka suku, ras, dan agama?
Secara pribadi, saya amat menyayangkan politik identitas (agama) yang masih saja dijadikan isu utama oleh sebagian politisi dan tim pendukung mereka dalam persaingan politik nasional dan daerah. Saya menengarai, politik identitas (agama) yang digembar-gemborkan sebagian politisi ini memberi angin segar bagi kelompok-kelompok intoleran untuk melakukan aksi-aksi intoleran.Â
Politik identitas (agama) memang mampu menarik simpati sebagian pemilih, namun sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa kita.
Wahai para politisi, tolonglah, hentikan semua politisasi agama yang kalian lakukan hanya demi meraih kuasa!
Kapan politisi kita berkampanye dengan adu program, bukan dengan "jualan" ayat dan pemuka agama?Â
Kami, rakyat jelata, memilih politisi yang kompeten mengurusi negara, bukan memilih tokoh paling agamis dalam Pemilu nanti. Tolonglah, kami sudah jengah dengan politisasi agama...
Sumber:
regional.kompas.com
medan.tribunnews.com
regional.kompas.com