Mohon tunggu...
Bob Bimantara Leander
Bob Bimantara Leander Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalau gak di radar ya di sini

Suka menulis yang aku suka

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mungkin Ini Jawaban dari Masalah yang Hadir

23 Oktober 2019   21:59 Diperbarui: 23 Oktober 2019   22:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
scottsdalerecovery.com

Masalah itu selalu datang entah itu darimana. Pasti ada saja. Kita akan pada sampai konklusi kalau hidup ini hanya tentang mempunyai masalah dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Dan sepertinya secara pribadi saya berpendapat itu benar.

Karena dari bayi sampai tua kita selalu saja ada masalah.

Ketika bayi prblem kita tentang takutnya ditinggal oleh seorang ibu atau laparnya kita. Hasilnya, kita nangis sebagai solusinya.

 Beranjak remaja kita mungkin kesulitan untuk mengatasi masalah percintaan atau penghianatan seorang teman. Solusinya? Ya nangis lagi atau move on atau galau di media sosial dan termotivasi lagi keesokan harinya.

Ketika dewasa masalanya begitu rumit pula. Cicilan rumah, mempunyai anak nakal, dan banyak lagi. All that problems itu akan ada dan selalu berada di sisi kita sampai ketakutan dan risau dengan penyakit masa senja.  

Kapan berhentinya semua itu? Saat kita tenang sendirian di liang lahat.

Parahnya saat masalah silih terus berganti. Kita saat ini berada di era digital. Di mana semua serba cepat. Kita juga secara tak langsung dituntut untuk cepat menyelesaikan masalah.

Kalau begitu apa yang harus kita lakukan ikuti arus dengan menyelesaikan all problem by doing it in a rush? Nope malah sebaliknya. Berusahalah tenang dalam menyelesaikan masalah.

Kenapa? Karena ngapain kita terburu-buru. Karena pada akhirnya kita akan menemukan masalah lagi setelah menyelesaikan masalah.

Di sisi lain, kalau kita dalam keadaan keburu. Apakah benar? Masalah tersebut benar-benar selesai? Apakah benar masalah tersebut tidak meninggalkan koreksi pada diri kita? Yang tahu jawabannya adalah diri kita sendiri.

Tapi setahu saya. Yang hidup sehari-hari dengan terburu-buru. Hal ini sangat menjengkelkan. Pasalnya, menyelesaikan masalah dengan cepat seperti kita hanya ditipu nafsu sesaat. Cepat. Selesai. Beres.

 Dan beberapa saat kita akan menyesalinya. Ternyata masalah yang kita selesaikan itu masih perlu ditinjau lagi. Sialnya, masalah di depan sudah menunggu untuk diselesaikan. Bahkan, kadang masalah baru itu datang dari upaya kita tadi menyelesaikan suatu masalah secara terburu-buru.

Mampuslah kita di koyak-koyak.

Nah, di sini ketenagan memainkan peranan penting. Tenang adalah sebuah seni. Pernah mendengar "the less you see the more you know'?  ketenangan di sini perannya seperti itu. Kita semakin calm pikirannya. Semakin tidak terburu-buru, anehnya masalah bakal cepat terselsaikan dan tak ada masalah yang mengintai lagi di depan belakang atau samping.

Buktinya, sudah berapa berita kita baca tentang kecelakaan. Alasannya ialah karena keburu ini dan itu. Sudah berapa pengendara yang ditilang polisi dan beralasan "Tadi keburu pak tidak bawa SIM?". Nahas kan? Atau sudah berapa kali kita merasakan berlari-lari menggebuh-gebuh ke sekolah takut telat dan konyolnya pas di kelas kita lupa bawa buku IPS. Padahal, hari itu tugas guru killer IPS kita musti dikumpulkan

Sayang memang. Kita dituntut cepat. Seandainya kita tenang waktu itu di rumah. Mempersiapkan buku IPS kita, mungkin telat adalah hal yang termaafkan. Hanya kena point tatib lima. Tapi jika tugas guru killer menempel di kepala selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun