Tim Pengabdian UNNES telah melaksanakan kegiatan “Pengabdian Edukasi Pemanfaatan ChatGPT di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan pada hari Selasa (13/08/2025).
Kegiatan ini diberikan guna meningkatkan Penguatan Edukasi Pentingnya Etika Pemanfaatan ChatGPT Pada Penyusunan Karya Tulis Siswa di SMA Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Kegiatan ini diketuai oleh Prof.Dr. Muhammad Khumaedi bersama anggota pengusul pengabdian yaitu Dr. Eng. Aldias Bahatmaka, dan Juwita Rumondang, S.Pd., M.Pd. dan bersama beberapa anggota mahasiswa dari Jurusan Teknik Mesin yaitu Muhammad Habibullah, Fiqri Fadhillah Fahmi dan Tegar Oki Prasdika.
Media pembelajaran di era komputer dan internet dapat membantu guru dan siswa belajar dengan lebih baik. ChatGPT adalah sistem AI yang memungkinkan interaksi percakapan melalui teks, dapat membantu siswa memahami materi pelajaran yang kompleks dan meningkatkan hasil belajar mereka. Karena jawabannya yang Aplikasi ini sangat disukai oleh siswa karena terstruktur dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah dalam waktu singkat. Namun, teknologi AI, terutama Generative Pre-trained Transformer (Chat GPT), telah sangat penting untuk kemajuan pendidikan. Selain itu, berdampak pada kreativitas siswa, orisinalitas, dan proses pembelajaran mereka. Penelitian ini mengumpulkan data tentang persepsi siswa terhadap etika penggunaan ChatGPT. Selain itu, karya tulis yang dibuat dievaluasi untuk kualitasnya. Diharapkan bahwa hasil penelitian ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang kemungkinan dan kesulitan mengintegrasikan ChatGPT dalam pendidikan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan berupa pelatihan pemahaman etika pemanfaatan ChatGPT dalam penyusunan karya tulis ilmiah bagi siswa SMA Negeri 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penulisan prompt yang baik sehingga menghasilkan output yang diinginkan dan mampu memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab, khususnya dalam penulisan akademik.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebelum pelatihan, para siswa cenderung menggunakan ChatGPT secara instan dan tanpa pertimbangan mendalam. Mereka umumnya hanya menyalin langsung hasil yang diberikan AI tanpa menyadari potensi pelanggaran akademik seperti plagiarisme atau penyajian informasi tidak akurat. Namun, setelah diberikan materi terjadi transformasi pemahaman yang signifikan di kalangan siswa. Mereka tidak hanya menguasai konsep dasar seperti transparansi dalam penggunaan AI dan menjaga orisinalitas karya, tetapi juga meningkatkan keterampilan dalam menyusun prompt yang benar sehingga siswa kini mampu membuat permintaan yang lebih terstruktur dan spesifik. Mereka juga telah mempelajari teknik verifikasi informasi yang mencakup pengecekan fakta pada output AI.
Dari hasil pelatihan pemahaman etika pemanfaatan ChatGPT dalam penyusunan karya tulis ilmiah bagi siswa SMA Negeri 1 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, didapat beberapa kesimpulan yaitu Pelatihan yang dilakukan bisa disampaikan dengan lancar terhadap para siswa meliputi materi etika pemanfaatan chat gpt dengan kualitas pembuatan prompt yang tepat dan pemahaman bahwasannya AI sebagai alat bantu dalam penulisan perlu melakukan evaluasi pada output AI berikan.
Dalam hal ini, siswa SMA sudah dapat memahami materi yang telah diberikan dengan membuat prompt yang terstuktur sehingga perintah dapat menghasilkan output yang sesuai. Namun perlu pendalaman tingkat lanjut untuk mengasah keterampilan dalam pemanfaaatan AI pada beberapa studi kasus yang lebih kompleks.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI