Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Menjadi penulis adalah menjadi saksi: terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap sejarah yang terus bergerak.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Fitnah, Ninja, dan Pesantren: Film "Pembantaian Dukun Santet" (2025)

10 Oktober 2025   04:56 Diperbarui: 10 Oktober 2025   06:19 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Pembantaian Dukun Santet—Source: Instagram box office Movie Indonesia diolah menggunakan Canva untuk Kompasiana

Film pembantaian Dukun Santet menyuguhkan horor sosial yang mengguncang, mengangkat tragedi nyata di Banyuwangi tahun 1998. Dengan latar belakang pesantren dan atmosfer mencekam, film ini menyatukan teror, misteri, dan kritik sosial dalam satu narasi yang menggelisahkan.

Saat tayang perdana film pembantaian dukun santet di seluruh bioskop 21 Indonesia pada hari Kamis, 8 Mei 2025, saya langsung menontonnya. Pemutarannya juga berlangsung di jaringan bioskop Cinema XXI, CGV, dan Flix Cinema.

Walaupun sekarang tidak ditemukan lagi pemutarannya di bioskop—namun, bisa disaksikan secara perdana sejak hari Kamis, 9 Oktober 2025 di Netflix.

Film ini dibuka dengan kisah sebuah pesantren yang awalnya damai. Namun, suasana berubah drastis ketika pemilik pesantren menghilang secara misterius. 

Teror pun menyebar: guru dan santri dibunuh satu per satu oleh sosok berpakaian serba hitam yang menyerupai ninja. Di tengah kekacauan, seorang santri bernama Satrio diperankan oleh (Kevin Ardilova) berusaha menyelamatkan diri dan orang tuanya.

Ia menyaksikan sendiri bagaimana fitnah terhadap dukun santet memicu pembantaian massal. Tak hanya dukun sungguhan yang menjadi korban, tetapi juga guru agama yang tak bersalah. 

Satrio pun menggali masa lalu keluarganya dan menemukan keterkaitan antara teror yang terjadi dan dendam lama yang belum terselesaikan.

Horor yang Berakar pada Fakta


Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dan diproduseri oleh Manoj Punjabi, film ini diangkat dari utas viral karya Jeropoint di media X (Twitter), yang mengisahkan tragedi nyata pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet. Dengan latar tahun 1988, film ini menyentuh isu-isu seperti fitnah, kekerasan massa, dan manipulasi sosial yang relevan hingga kini.

Alih-alih menampilkan hantu atau makhluk gaib, film ini menghadirkan teror yang lebih nyata: manusia yang kehilangan nalar karena ketakutan dan kebencian. Sosok "ninja" bukanlah tokoh supernatural, melainkan simbol dari kekerasan terorganisir yang menyasar siapa saja yang dianggap berbeda atau berbahaya.

Pesantren sebagai Latar yang Kontras

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun