Kamu boleh:Â
- Unfollow lagi jika ternyata tidak sehat.
- Menjauh tanpa penjelasan.
- Memilih dirimu sendiri tanpa bersalah.
**
Mengikuti balik bukan berarti membuka lembaran baru. Kadang itu hanya gestur kecil yang tak perlu dimaknai besar. Pada akhirnya, keputusan untuk mengikuti balik mantan bukan soal benar atau salah. Ia soal kesiapan, kenyamanan, dan kejujuran terhadap diri sendiri. Kita juga tak perlu merasa naif jika memilih untuk mengikuti.Â
Yang penting: kamu tetap utuh, tetap tenang, dan tetap tahu bahwa kamu berhak atas ruang yang aman—baik secara digital maupun emosional.Â
Gimana menurut kamu, Sahabat Kompasianer yang budiman? Follow balik mantan itu bijak, baper, atau bikin ribet? Kalau kamu punya pengalaman atau insigt soal mantan yang tiba-tiba follow lagi, tulis di komentar ya. Kita duduk ngobrol santai, kayak lagi duduk di pojok kafe sambil nginget masa lalu. Salam Kompasianer!
Samarinda, 25 September 2025
Penulis: Riduannor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI