Pinjaman online menjamur sebagai solusi instan untuk kebutuhan mendesak, termasuk konsumsi saat Lebaran. Dengan kemudahan proses, bunga yang tidak dijelaskan secara transparan, serta pencairan cepat, banyak orang tergoda mengajukan pinjaman tanpa pertimbangan matang.
Bahkan, beberapa di antaranya tidak menyadari bahwa mereka terjebak dalam pinjol ilegal. Layanan pinjol ilegal biasanya memikat korban melalui iklan masif di media sosial.Â
Mereka menawarkan pinjaman tanpa jaminan, tanpa BI checking, dan pencairan dalam hitungan menit. Tapi di balik kemudahannya, tersembunyi jebakan berupa bunga mencekik, denda harian, dan teror penagihan yang tidak manusiawi.
Setelah Lebaran berlalu, kenyataan mulai menghantam. Pengeluaran membengkak, tagihan kartu kredit, cicilan kendaraan, dan tentu saja kewajiban membayar pinol mulai menghantui.
Banyak orang akhirnya harus menyisihkan penghasilan bulan-bulan berikutnya hanya untuk membayar utang lebaran. Yang menyedihkan, ada yang terjebak dalam siklus gali lubang tutup lubang.Â
Pinjaman dari satu pinjol untuk membayar pinjol lainnya. Bahkan tidak sedikit kasus di mana korban pinjol kehilangan pekerjaan, hancur secara mental akibat tekanan penagihan, hingga melakukan tindakan nekat bundir (bunuh diri), karena tidak mampu melunasi hutang.
***
Jeratan pinjol sebenarnya bisa dihindari jika masyarakat memiliki kesadaran literasi keuangan yang baik. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
1. Membuat Anggaran Lebaran yang Realistis
Rencanakan sejak awal berapa banyak dana yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan Lebaran, termasuk transportasi, konsumsi, dan hadiah. Jangan memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup orang lain.
2. Menabung Sejak Jauh Hari