Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menjadi Bucin karena Friends with Benefits di Lingkungan Kerja dan Solusinya

21 Mei 2023   20:05 Diperbarui: 22 Mei 2023   07:24 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman tapi mesra, " Friends with benefits" adalah hubungan tanpa status yang biasa terjadi dilingkungan kerja. Pernahkah  Anda mengalaminya?. Pasrah ketika terjebak di situasi tersebut, atau mencari solusi?. 

Kadang dalam kondisi seperti ini, membuat setiap orang menemui jalan buntu. Seakan terkungkung dalam sebuah labirin yang tak menemukan jalan keluarnya. 

Anda bisa saja dengan mudah bernasihat, "Apa sih yang Anda cari dari sebuah perselingkuhan?". Tidak kasihankah Anda dengan keluarga di rumah yang selalu setia?".

"Perbuatan itu melanggar etika dan moral. Dan juga di larang oleh agama, Apa Anda tidak merasa berdosa melakukannya?." Begitulah biasanya yang terjadi, ketika seseorang menghakimi teman dilingkungan kerja yang terjebak pada pergaulan yang tidak biasa. 

Awal mula perselingkuhan di lingkungan Kerja

Biasanya, kejadian perselingkuhan karena curhat yang intens dengan rekan kerja. membuat rasa kasihan, terbawa perasaan (baper), dan perhatian yang berlebih.

Situasi tambah runyam karena perasaan itu hadir pada saat yang salah dan tidak tepat. Penulis sendiri pernah mengalaminya. Perlu waktu yang cukup lama untuk memperbaiki sebuah hubungan yang salah menjadi normal kembali.

Cari perhatian (Caper) dan curahan hati (curhat) menjadi bahan bakar utama mempercepat terjadinya perselingkuhan di lingkungan kerja yang tak dapat dihindari. 

Merasa nyaman dan tenang di sisi teman sekerja menjadi titik-titik awal yang bila dibiarkan akan menjadi friends with benefits yang akan terus berjalan. Menjadi "Bucin". Apa itu bucin?. Kita sering mendengarnya. Karena ini termasuk bahasa gaul dalam KBBI, Bucin merupakan kepanjangan dari budak cinta.

***

Istilah bucin disematkan kepada orang-orang yang rela melakukan berbagai macam cara demi kebahagiaan pasangan. 

Teman tapi mesra (TTM) yang menjadi bucin adalah sesuatu yang sulit dibenarkan. Karena berakibat mengorbankan orang-orang yang dicintai kedua belah pihak.

Kerugian Hubungan Friends With Benefits yang enggak kamu sadari

Sumber poto : pexels.com/Andre furtado
Sumber poto : pexels.com/Andre furtado

Teman tapi mesra (TTM) atau friends with benefits adalah friendzone yang membuat Anda terjebak dizona HTS-an, tanpa ikatan, tidak ada komitmen, dan serba ketidak jelasan.

Sengaja TTM-an dengan rekan sekerja, atau diluar lingkungan kerja dengan dasar alasan merasa lebih nyaman menjalin hubungan tanpa status. 

"Kami hanya kakak-adik. Ia dulu pernah bertemu dengan saya di sebuah tempat jauh. Saat itu kami sama-sama jomblo. Namun kemudian lama tak bertemu. Entah kebetulan atau tidak. Bertemu kembali sebagai rekan kerja. Dan saya sudah berkeluarga sementara ia belum. Ah, biarlah kita jadi kakak-adik saja." ini alasan klise yang sering terjadi.

Dibalik semua itu, ada beberapa kerugian yang akan terjadi bila terus berlanjut dan dipertahankan. Dan akan menjadi penyesalan dikemudian hari.

1. Teman tapi mesra hanya bersifat sementara

Walaupun hubungan yang dijalin terlihat aman-aman saja dan stabil justru hubungan tersebut sangat rapuh dan dengan mudah akan sirna. Hanya saja keduanya, tidak berdaya. Atau belum berani melepaskannya.

2 Kebingungan dengan perasaan kamu yang sebenarnya

Di saat membutuhkan teman dekat tapi mesra, lari kedia saat dibutuhkan. Bukan berarti ada perasaan khusus yang mengikat kalian berdua. Yang terjadi sebenarnya, kamu belum bisa memilah perasaan kamu padanya. Apakah ini perasaan karena cinta atau sekedar keinginan seseorang yang dekat tanpa embel-embel kewajiban.

3. Adanya harapan menjadi sesuatu yang lebih dan sekedar saja

Ada dua sisi pertentangan. suatu saat ditengah hubungan pasti ada keinginan. Inginnya sebuah status yang berubah menjadi lebih jelas. Misalnya pengakuan sebagai pacar, bahkan pasangan hidup yang resmi. Namun harapan itu sulit terwujud, karena adanya pertentangan batin, sulitnya untuk diwujudkan menjadi kenyataan.

4. Terpikir ini hubungan yang terbaik

Bisa jadi adanya trauma masa lalu. Gagal dalam membina sebuah hubungan ke jenjang pernikahan karena tidak ada kecocokan. Banyaknya perbedaan. Sehingga akhirnya memilih hubungan tanpa teman tapi mesra tanpa status.  Namun sebenarnya kamu mengharapkan hal yang lebih baik dari itu.

5. Yang dirasakan sebenarnya adalah kesetiaan palsu

Doi mungkin selalu hadir saat dibutuhkan. Dan kamu merasa nyaman karenanya. Apa itu yang disebut kesetiaan?. Namun itu semua tidak akan bertahan lama. Doi tidak punya komitmen padamu, dan bisa saja berlalu dan meninggalkanmu, kapan saja.

6. Rasa nyaman tidak selalu berarti cinta

Bisa jadi kamu merasa nyaman karenanya. Tidak selalu rasa nyaman itu adalah cinta. Sebuah hubungan cinta membutuhkan rasa saling percaya, saling menghargai dan komitmen. Cinta yang tulus. 

Akhirnya terjebak menjadi bucin. Perselingkungan di lingkungan kerja cepat atau lambat akan menimbulkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.

***

Solusi

Sumber gambar : pexels.com/Keira burton
Sumber gambar : pexels.com/Keira burton

Rangkaian perselingkuhan bermula dari friends with benefits tidak berarti tanpa solusi. Ada jalan terbaik untuk mengakhirinya. Memang tidak mudah keluar dari lingkaran cinta yang salah. 

Teman tapi mesra, lebih banyak kerugian yang ditimbulkannya ketimbang kebaikan. Tingginya perceraian, keretakan rumah tangga akan membawa kehancuran dan masa depan orang-orang yang di cintai. Terutama anak yang menjadi korban.

Lebih baik kamu sudahi saja!. Keluarlah dari friendszone. Ambil sebuah keputusan yang tepat untuk menghindari kerugian yang lebih dalam. Kamu berhak mencintai dan di cintai dengan benar. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun