Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matinya TV Tabung di Rumahku

3 November 2022   20:01 Diperbarui: 3 November 2022   20:07 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anete lusina (pexels.com)

Televisi tiga generasi itu, akhirnya tak bersuara lagi

Dia lahir sejak pajak TV dipungut dari rumah ke rumah

kolektor datang, mengintai tiap rumah

Bila kedapatan tak bayar pajak

layar di selotip, sampai pajak di bayar

kampungku ribut bila kolektor datang

Antena TV di cabut, 

TV buru-buru di bawa ke para-para

TV tabung penuh kenangan itu, 

menemui senjanya

Mulai hari ini, ia pensiun

Tiba-tiba, TV di rumahku berhenti menyanyi,

drama korea pun, tak ada lagi

hanya ribuan semut menghiasi layarnya

Istirahatlah kawan ...

Umurmu hanya sampai disini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun