Mohon tunggu...
blindie Lee
blindie Lee Mohon Tunggu... -

nothing at all

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Kursi Lipat

4 September 2012   04:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneh tapi nyata.... bagi para user kereta api pemandangan ini pasti sering di lihat, bagi saya sendiri fenomena yang aneh sekali. di antara begitu banyaknya pengguna kereta yang harus berdiri berdesak-desakan, beberapa dari user kereta api dengan terbiasanya membawa kursi lipat duduk di tengah koridor tanpa ada rasa toleransi.

1346732814258877847
1346732814258877847
"Ibu, jangan duduk di depan pintu donk, kasih space buat orang berdiri," tegur saya. "Biasa juga duduk di sini kok," tutur ibu, sembari membuka lipatan dan duduk di pinggir pintu masuk. Berbeda di luar sana, saya pernah menegur remaja yang menduduki tempat duduk khusus bedanya si remaja yang di tegur langsung berdiri dengan wajah tertunduk malu. Jakarta, kota terpadat di Indonesia, tidak memiliki sarana transportasi umum yang memadai. Kereta merupakan sarana antar pinggir kota ke kota yang lumayan efektif dan efisien. Jauh dari kemacetan jalan raya, walaupun terkadang jadwal kereta dapat sewaktu-waktu berubah, tapi tidak di pungkiri untuk penduduk yang tinggal di pinggir kota Jakarta, sarana transportasi satu ini merupakan pilihan terbaik. Seharusnya, sadar diri itu tumbuh di dalam diri sendiri bukan dari teguran orang lain, tapi kapan para pengguna kursi lipat bisa sadar diri? alasan perjalanan panjang, lelah, letih, kaki pegal saya rasa itu bukan suatu alasan para pemakai kursi lipat dapat dengan seenaknya menggunakan kursi lipat duduk di koridor umum. begitu banyaknya pengguna kereta berdiri lebih dari 2 jam mereka tetap berdiri sampai di tujuan. kapan pihak kereta api indonesia dapat menindak tegas mereka? Atau haruskah fenomena ini terus berlanjut seakan bukan suatu keadaan yang merugikan?

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun