Kira-kira seminggu kemudian, penjaga piket bergegas membangunkan kami tengah malam karena beberapa pemuda datang membawa  seorang Belanda yang menyamar tetapi tertangkap di dekat Lamongan.  Pada saat proses pemeriksaan awal aku lihat identisas nya ternyata dia seorang perwira menengah tentara Belanda KM (Koninklijke Marine) yang mengaku bagian dari tentara sekutu yang akan mengurus interniran.  Menurut para pemuda yang membawanya, dia itu adalah intellijen yang menyusup.Â
Kembali Tikno berapi-api menginformasikan kondisi Surabaya terakhir :
"Surabaya menginginkan revolusi tetapi Jakarta menginginkan diplomasi. Titenono ambek awakmu, Inggris iki podo ae karo Londo, gaenane ngapusi" (Perhatikan nanti, Inggris ini sama saja dengan Belanda, kerjaannya berbohong)
Sebelum meninggalkan penjara Tikno kembali menekankan sikapnya tentang Sekutu: "Inggris kita linggis, Nederlan kita telan, Amerika kita setrika"
Beberapa hari kemudian, kembali para pemuda membawa  beberapa tawanan Jepang & interniran Belanda.  Hari-hari setelah itu menjadi sibuk. Para pemuda kembali mengantarkan rombongan, kali ini katanya dari Sekutu untuk melihat kondisi para tawanan. Didalam rombongan terlihat beberapa tentara yang melakukan pengamatan lebih teliti hampir ke semua sudut, termasuk ke sel perwira Belanda yang di tahan.
Esok harinya kembali situasi menjadi tenang kembali. Â Malam itu saat kami mencoba beristirahat setelah kesibukan yang cukup menyita perhatian, tiba-tiba terdengar bunyi dentuman keras, disusul suara keributan. Â Kepanikan sebentar melanda kami. Â Kemudian kami segera membentuk formasi dan membunyikan kentongan bertalu-talu serta teriakan : "Siaaap" saling bersahutan.
Beberapa saat kemudian setelah memastikan kondisi di sekitar ruang jaga kondusif, kami segera memeriksa sumber bunyi ledakan. Â Saat kami sampai di tembok yg diledakkan ternyata itu adalah dinding kamar perwira Belanda. Â Ditengah kepulan asap dan tembok yang berserakan kami tidak menemukan perwira Belanda tersebut. Â
Aksi yang sangat cepat ini pastinya dilakukan oleh team pasukan yang sangat terlatih. Â Jelaslah, niat baik pihak kita dengan mengijinkan kunjungnan sehari sebelumnya telah disalah gunakan untuk melihat bentuk medan penjara Kalisosok. Kembali terngiang apa yang pernah dikatakan Tikno.
Esok harinya Aku segera melaporkan kejadian malam itu ke Tikno. Â Dia hanya membalas pendek "aku yo wis curiga karo tentara-tentara sing survey winginane sajane". (aku ya sudah curiga dengan para tentara yang ikut survey kemaren). Â
Kemudian dia menginfomasikan bahwa dalam 1-2 hari akan ada peningkatan tajam ketegangan yang cenderung mengarah ke pertempuran.
Lalu paparnya "nanti strategi yang akan digunakan adalah  Himitsu senso sen (perang rahasia) dikombinasikan dengan Senga sen (perang kota)". Â
Dia kemudian menjelaskan bahwa ada satu unit regu cadangan atau bantuan yang sebenarnya dahulu sudah dilatih oleh Jepang. Â Awalnya bernama Regu Jibakutai, tetapi saat ini dinamakan Barisan Berani Mati. Â Barisan ini karena bersifat bantuan/cadangan kiprahnya belum kelihatan dan bahkan sering dijadikan bahan olokan oleh pasukan lain karena seolah-olah seperti keberatan nama. Â Tentu saja karena sifatnya yang 'khusus', belum pernah ada kasus yang memerlukan kiprah regu ini.