Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Ibu, Engkau Ada namun Tiada

26 Desember 2019   09:29 Diperbarui: 26 Desember 2019   09:26 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu, Engkau Ada Namun Tiada

"Pah, ceritain dong Nenekku kayak apa?," pinta anakku suatu sore.
"Hmm, kenapa kamu tanya soal Nenek, Nak?," aku balas bertanya.

"Gini Pah. Aku iri sama teman-temanku yg punya nenek. Jadi bisa manja-manja sama nenek. Minta apa aja pasti dikabulin," jelas anakku.

Mendengar penjelasan anakku, tiba-tiba hatiku tercekat. Benak dan hatiku berkata jika apa yg anakku rasakan sering Papah rasakan kemarin-kemarin.

Dari TK sampai kuliah Papahmu suka iri ngeliat teman-teman Papah yg masih memiliki ibu. Ibu dari teman-teman Papah begitu perhatian sama temen-temen Papah. Mulai dari urusan sekolah sampai merek sikat gigi yg mereka pakai. Mulai urusan jam belajar sampai nasehat-nasehat untuk pergaulan yg baik. Mulai urusan menu makan sampai obat atau vitamin yg harus diminun. Semuanya ibu teman-teman Papah yang urusin.

Sedangkan Papahmu, Nak, ngga pernah merasakan kasih, sayang, sentuhan dan belaian seorang Ibu. Papahmu sama sekali belum pernah merasakan air susu ibu kandung Papah. Karena ibu Papah, ya nenekmu itu, meninggal dunia di tujuh hari setelah melahirkan Papah. Tuhan lebih menghendaki ibu Papah hidup disampingNYA, sehingga ngga sempat mengawal, menemani dan membersamai pertumbuhan anak yang baru dilahirkannya.

Akhirnya inilah yg terjadi, Nak. Karena ditinggal ibu, Papahmu jadi ngga punya gambaran sosok seorang Ibu. Papah buta untuk ngejelasin gimana sih rasanya kasih dan sayang seorang ibu kandung itu kayak apa. Karena itu, maafin Papahmu ya nak, yg ngga bisa bercerita banyak tentang nenekmu.

Bahkan untuk sekedar melukiskan gimana wajah beliau, Papah ngga bisa. Karena Papah sama sekali ngga punya foto ibu kandung, ya nenekmu itu. Di tahun 70-an ngga ada tukang foto di kampung dan Papah dilahirkan bukan dari keluarga berada yg bisa menyewa tukang foto untuk membuat foto keluarga.

Namun, dengan ketiadaan itu semua, sosok dan jiwa Ibu tetap ada di hidup Papah. Selamanya. Karena Papahmu bisa lahir juga karena keberadaan seorang ibu.

"Pah, kenapa ngelamun!?," tegur anakku. Aku tersentak kaget dan tersadar dari ingatan kosong tentang sosok ibu.

"Ayo, ceritain tentang Nenek," rajuk anakku. Perlahan kuusap kepala anakku dan kutatap matanya dengan lembut. "Nak, besok kita ke makam Nenek saja ya," kataku pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun