Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ahai Senja, Begitulah Ia!

13 Desember 2019   12:04 Diperbarui: 13 Desember 2019   12:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terkesima saat melihat nyala api di tungku kompor
Biru, sunyi, hangat dan lembut
Seperti sorot matamu yang menyimpan cinta
Selalu kurindukan tatap mata itu
: tak pernah ingin sudah jika bersua
: tak pernah ingin pisah jika berdua

Sunyi tak lagi siksa
Sendiri bukan lagi bencana
karena hatiku penuh akan dirimu
Ingatan tentangmu selalu melingkupi kepalaku
Menderas seperti hujan
Namun tidak sampai membuatku menggigil kuyup
Namun justru hangat seperti dalam selimut

"Sayang, tolong potongkan kuku di kelingkingku. Ujungnya robek," pintamu
Lalu tanpa menunggu jeda
Kupotongkan kuku di kelingkingmu
pelan dan hati-hati
Sesudahnya kuhaluskan ujung kukumu sampai tak kasar bergerigi

"Hmm kukuku jadi cantik dan halus lagi, Sayang," ucapmu sambil mengecup keningku
Darahku mendesir
Damai mengalir

Lalu senja kita habiskan bersama dengan secangkir teh hangat
Sambil melepas matahari perlahan menghilang

Cilacap, 12 Desember '19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun