[caption id="attachment_372534" align="aligncenter" width="300" caption="frozercorporation.blogspot.com"][/caption]
Dalam dua minggu ini dua temen anggota "genk" ku merayakan hari jadi,  sebagai ketua genk   (ciee..gini gini ketua genk nih.. sangar gak?) hehehe..karena di antara mereka saya yang paling tua, (bukan ketua). mereka sibuk cuap cuap memberi tahu saya, " gimana nih mbak Yan..kita mau jalan kemana ? kita makan di mana? kamu di mana? dengan siapa ?, semalam berbuat apa? ..aaaiiiihh...kok ngamen jadinya ..uuu..uuugghhhhh begitu isi yang memenuhi wassap ku,  tak sabar menunggu keputusanku.
Mereka memberi pilihan , mau ke Disneyland atau ke Ocean Park. tapi saya memberi jawaban beda, dalam ketikan di wassap di selingi gambar expresi lidah melet ke samping yang berarti hmmm... yummy,  saya kasih pilihan lain, gimana kalau kita " Tapinlo an atau makan rame2 di Kapeci ? ( sebutan saya untuk KFC)   begitu keputusan sekaligus tanyaku.  Jiiiaaaahhhh ...makaan muluu nih ibu ketua pinginya.. udah gembul juga !! , begitu mereka rame2 membully ku dengan tak ktinggalan menyisipkan expresi wajah yang tampak kedua barisan gigi nya alias geram, di sertai tanda pentung ..eeh tanda seru . hihihi
Laaaah.. mau bagaimana, kalau untuk urusan makan , saya gak kuasa menolak karena itu hoby ku, sampai mereka menjulukiku " lap sap dhong" ( tong sampah) saking doyan makan apapun tawaran mereka gkgkgk.. karena menurut saya menolak pemberian  makanan itu dosa, dan gak etis bagi saya jika di kasih makanan saya bilang gak enak, takut menyinggung perasaan, jadi mereka senang memberi,  dan saya senang memuji dan kami sama sama senang, habis perkara.
Tapi kalau untuk urusan  traveling, saya harus mencari cari alasan, kecuali mereka siap menanggung beban . Karena jujur, saya punya problem yang entah karena saya ini terlalu katrok, udik, ndeso, atau memang sudah bawaan dari orok sono. saya ini tukang mabuk, bahkan termasuk pemabuk akut saking parahnya. Bukan mabuk minuman ya, tapi mabuk kendaraan, entah darat, laut ,ataupun udara.
Jika dalam suatu acara tur, sebelum hari H atau sebelum perjalanan di mulai, saya akan gesit dan cekatan mengatur segala sesuatu, mengumpulkan orang , mengatur konsumsi atau hal hal lainya, layakn ya seorang panglima perang, tapi begitu sudah mulai masuk kendaraan, saya bagaikan panglima perang yang kehilangan pedang,  lemas tak berdaya, keringat dingin bercucuran, membuat bedak dan gincu saya luntur ..gghhh,  harus di pepet kanan kiri agar kondisi saya hangat,, tidak boleh ngobrol ataupun bersuara, karena  angin akan cepat masuk memalui lobang mulut, harus di pastikan semua lobang harus rapet, tak terkecuali lobang puser uuppsstt..... yang harus di tutup dengan selembar salonpas,  sengsara bangget kaan? .
Ngomong2 tentang puser, ada kisah lucu yang bikin saya malu atau seharusnya saya masuk rekor muri, cekidot....Dalam sebuah perjalanan rombongan ke Jakarta waktu dari Pt di desa dan akan pindah ke Jakarta, awal berangkat,  saya tempel salonpas pada lubang puser ,  dan saya bawa bekal beberapa lembar lainya, di setiap persinggahan , lembar salonpas yang menempel saya ganti dengan yang baru, karena hawa panas sudah luntur, alhasil sampai di Jakarta saya selamat tanpa mabuk berkat salonpas.  Tapi naas , di Jakarta kami harus mandi ramai2 karena fasilitas yang terbatas, mareka yang mandi bareng saya terbelalak dan kaget melihat ada yang aneh,  puser  yang seharusnya dan pada umumnya bulat, namun puserku berwarna hitam dan berbentuk "kotak" !! bekas tempelan salonpas.  saya hanya tersenyum saja menanggapi ledekan teman2.
Duluuu... banyak sekali saran agar saya terbebas dari mabuk saat di perjalanan, ada yang nyuruh makan singkong mentah, saya coba, tetep muntah, ada yang nyuruh nyicipin rasa bensin, malah bikin trauma, yang sedikit membantu jika saya harus duduk dekat pk supir agar pandangan saya lurus ke depan dan tidak pusing, apalagi jika kebetulan supirnya agak gantengan gitu, saya agak seger tapi tetap puyeng. namun dengan begitu saya harus cari kendaraan yang kosong di sebelah pk supir, ini membutuhkan waktu extra.
Setelah menikah dan berkeluargapun bakat dan ' talenta' ini terus terbawa, saat hamil pertama kondisi lebih parah lagi, jangankan naik kendaraan, denger mobil suami pulang kerja saja , saya sudah muntah2 gak karuan , hhhmmm.... bener bener menyiksa. setelah kelahiran anak pertama, suami memberi solusi untuk mengajariku membawa mobil, menurut analisanya, dengan menyupir kita punya tanggung jawab konsentrai ada penumpang yang harus di jaga. jadi tidak focus pada diri sendiri. Dengan telaten suami mengajari , dan dengan semangat lepas dari hal yang menyiksa ini, saya gigih mengikuti instruksi suami, hingga saya bisa nyupir walau gak mahir,sekedar puter2 komplek perumahan Bumi Indah Psr Kemis Tangerang, (komplit amat)  tapi hasilnya.....cekidot saya tetap muntah di belakang setir... hhhhhh.
Mungkin dengan usia saya yang sekarang, bakat mabuk ini tidak bisa di sembuhkan. Atau justru ada keajaiban , jika di antara Anda Anda para pembaca, sanak, handai, taulan dan rekan   ada saran atau pengalaman lain yang mampu mengendalikan sifat cenderung ingin mabuk dalam setiap naik kendaraan. bolehlah bantu saya mengatasi keadaan ini.
Kembali ke ajakan prend in the genk, demi kekompakan dan tidak ingin mengecewakan, saya setuju asal saya tidak mau naik wahana apapun, biarin saya bagian menunggu barang2 dan duduk manis saat mereka bermain di permainan yang bikin perut saya serasa di aduk aduk. pinta saya setelah ini teraktir  saya makan di kapeci ya ....preend.