Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Good Bye Cairo

14 Februari 2011   03:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:37 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12976617821378238499

[caption id="attachment_90644" align="aligncenter" width="680" caption="Jutaan pengunjuk rasa antipemerintah berkumpul di Tahrir Square, merayakan kemenangan revolusi Mesir pascapengumuman mundurnya Presiden Hosni Mubarak, Jumat (11/2/2011)/Admin (AFP)"][/caption] Cairo semakin tidak menentu. Demo sudah menjalar ke mana-mana. Kantong-kantong perumahan mahasiswa di wilayah Nasr City juga sudah mulai dihantam demo. Kawasan Ennpi milik menteri perminyakan yang paling dekat dengan Hayyul Asyir hampir tiap hari jalannya selalu diblokir, ya, apalagi kalo bukan untuk demo. Banyak rakyat Mesir mengatakan "mafisy hukumah ib'a mafisy musykilah", "gak ada pemerintah kok, jadi gak apa-apa" setiap kali oknum dari mereka melakukan tindakan yang melanggar. Biarlah Mesir mengurus masalah dalam negerinya sendiri. Lebih baik aku pulang saja untuk sementara waktu, itung-itung juga bisa shilaturahim ke kerabat, sanak saudara dan para sahabat di Indonesia. Kebetulan juga, beberapa hari ke depan, kakakku yang belum menyempurnakan agamanya, juga mau menikah. Ini moment yang tepat, ada banyak niat yang menjadi alasan untuk pulang. Tentunya untuk liburan juga dong. :) Ketika Baba Hosni Mubarak belum turun, aku sudah banting setir untuk membeli tiket sendiri walaupun saat itu masih ada evakuasi. Alhamdulillah, saat itu Allah memberi rejeki cukup untuk membeli tiket return. Selama ini aku meyakini, bahwa rejeki yang menghampiri itu sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang akan diterima. Seberapa besar kebutuhan yang ada, jika mau mendekat pada yang memberi rejeki dengan hukum kausalitas yang berlaku, insya Allah Tuhan gak bakalan 'tidur'. Egypt is my beloved country. Begitu banyak kenangan yang aku lalui di negara ini. Perjuangan mempertahankan hidup hingga menjadi seperti sekarang. Rasanya tidak sia-sia selama ini menyempatkan waktu untuk berwisata di tempat-tempat indah, walaupun ada beberapa tempat wisata yang sampai saat ini belum aku kunjungi, diantaranya Siwa, padang sahara yang hampir berbatasan dengan Libia. Entah dengan apa  aku harus mencatat keindahan negara ini. Negara yang kekagumanku padanya didasari oleh ayat suci, "udkhulu mishro insya Allahu aminin", "masuklah ke Mesir dan kau akan aman". Dan begitu banyak kisah dalam al-qur'an yang terjadi di negara Mesir. Mulai kisah paling sederhana hingga kisah tentang para raja. Ya, negara ini memang lengkap. Tinggal apakah aku bisa memposisikan diri sebagai "Inna fiy dzalika la ayatin li ulil albab", "menjadi tanda-tanda  bagi orang yang memiliki hati". Aku pulang hanya sementara hingga Mesir reda. Mesir akan mengalami kekosongan kepemimpian hingga pemilu 6 bulan mendatang. 6 bulan itu bukan masa yang pendek. Media-media sudah mulai tidak gencar lagi memberitakan keadaan negara ini setelah si Hosni mundur dari jabatannya, padahal keruwetannya pasca kemunduran tidak jauh beda dengan sebelumnya. Bahkan, tadi siang saja, para polisi yang selama ini berada di garda pro pemerintah malah ikut demo dengan seragam lengkap dan mendemo pemerintah. Nah loh. Fokus demo saat ini adalah perlawanan rakyat sipil dengan pemerintah yang notabene dipegang oleh militer. Rakyat sudah bosan negara dibawah 'ketiak' militer. Mereka menuntut penghapusan undang-undang darurat sipil yang sudah lama berlaku. Mereka tidak mau dipimpin lagi oleh presiden yang memiliki basic militer, padahal rakyat di Mesir hampir semuanya militer, wong hampir semua yang laki-laki kena wajib militer. Apa biar perempuan saja yang jadi pemimpinnya ?! Biarlah, itu urusan mereka. Masih banyak langkah yang aku hadapi untuk menyusun strategi demi kebaikan masa depan. Banyak orang mengatakan, seperti apa sepuluh tahun ke depan kamu nantinya, itu bisa dilihat seperti apa kamu sekarang ini. Dengan ikhtiar semaksimal mungkin dan selalu berada di sisi Allah dengan banyak berdoa, aku selalu mengharap yang terbaik dari semua yang aku impikan. Banyak mimpi yang selama ini aku bangun, alhamdulillah sedikit demi sedikit mimpi itu mulai mewujudkan bentuknya dan masih ada banyak mimpi yang selalu ku lantunkan dalam doa. Tinggal beberapa jam lagi, aku meninggalkan kota ini. Kota Cairo yang banyak memberikan padaku pencerahan. Aku banyak belajar hidup di dalamnya. Aku masih ingat ketika pertama kali datang harus menjadi tukang cuci piring untuk bisa bertahan hidup, masih terngiang di kepalaku ketika aku harus mengetok pintu rumah teman-teman mahasiswa untuk menjajakan dagangan. Ketika hari rabo tiba, aku berjalan sendiri menenteng dua kresek di tangan kiri dan kanan untuk mengambil bagian rejeki dengan menjual barang di kantin KBRI. Aku masih ingat ketika harus mencuci kain-kain KBRI untuk bisa mendapatkan cukup uang untuk bertahan. Ya, semua itu adalah proses hidup yang harus dijalani. Aku bersyukur, aku mengucap alhamdulillah atas apa yang pernah ada dalam hidupku. Aku bisa menjadi seperti sekarang adalah akumulasi dari apa yang pernah terjadi di masa lalu. Bagiku bukan masalah pernah atau tidak aku melakukan sesuatu, tetapi mampukah aku lebih maju dan selalu bisa mengambil pelajaran dari apa yang aku lakukan. Aku ingin hari-hari ke depan menjadi lebih baik. Tuhan memang selalu memiliki caranya sendiri untuk memberi pelajaran atas kisah hidup para hamba-Nya. Yang terpenting adalah tetaplah berada di jalannya. Tetap berada pada prioritas dengan memakai timbangan agamaNya. Semua tidak bakalan sia-sia, "ma wa khalaqtul jinna wal inna illa liya'budun", "aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembah padaku". Selama aktivitas itu diniatkan hanya untuk mencari ridlo Allah, insya Allah akan bernilai ibadah, selebihnya adalah tergantung profesionalisme dan tawakkal. Ya, hidup ini adalah belajar. Tidak ada kata finish untuk urusan kata yang satu ini. Semua orang yang pernah aku temui adalah guruku. Aku ingin belajar kepada mereka. Aku ingin belajar tentang arti sederhana kehidupan ini. Aku belajar bagaimana cara menghargai. Aku belajar bagaimana caranya hidup. Aku belajar untuk bisa mengerti. Seperti apapun nantinya, aku berusaha untuk menjadi, "man tawadha'a rafa'ahullah", "siapa yang 'low profile', Allah akan mengangkatnya". Aku hanya bisa 'bismillahirrahmanirrahim' setiap kali memulai aktivitas. Semoga Allah memberikan yang terbaik. Aku masih rindu untuk bisa kembali ke negara ini, ya, Mesir, negara yang aku kagumi karena kekagumanku kepada al-qur'an. Doaku menyertai. Beberapa jam lagi aku akan pulang untuk sementara meninggalkan sebentar saja untuk mengukir kisah baru dengan bertemu orang-orang baru di Indonesia. Semoga aku bisa belajar lagi. Ah. Catatanku kali cenderung loncat-loncat. Tidak apa-apalah. Yang penting tulisan ini sekedar mengungkapkan kerinduanku kepada negara ini. Penghormatanku kepada tempat kelahiran Musa. Ta'dhimku kepada tempat perjuangan Yusuf. Aku masih ingat dengan pesan guruku, hormatilah orang Mesir karena mereka masih kerabat dekat dengan bapak dari nabi kita dan nabi kita, Siti sarah istrinya nabi Ibrahim itu dari Mesir dan Maria Al-Qibtiyah istrinya nabi Muhammad itu juga dari Mesir, maka dari itu hormatilah mereka. Aku selalu ingat pesan itu. Ya. Welcome to Indonesia. Alhamdulillah, akhirnya bentar lagi aku bisa sungkem ke kedua orang tuaku yang hebat, yang sangat sayang padaku. Doa-doa tulusnya yang selama ini menjadikanku kuat. Kegigihannya yang selama ini menjadi inspirasi untukku agar terus bertahan. "Robbighfirliy waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogira", "Allah..ampuni dosanya dan kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka mengasihiku waktu kecil". Amin. ------------------------------------------------------------ Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala alihi wasohbihi wasallim ajma'in. Salawat dan salam atasmu ya Rasulallah dan atas keluarga dan para sahabatmu sekalian. Selamat merayakan maulid nabi Muhammad Saw. Semoga keberkahan tercurah atas kita semua. Catatan kecil menjelang subuh. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun