Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Tidur 50 Jam

7 November 2020   06:04 Diperbarui: 7 November 2020   06:08 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Amany Lubis mengisi PK 144 LPDP (Foto: Tim PK 144)

Pagi ini Ibu Amany diberikan tema oleh LPDP untuk mengisi tentang "Pembentukan SDM Berintegritas dan Berdaya Saing Global". Beliau mengawali pembicaraannya dengan bercerita pengalaman hidupnya selama ini. Beliau lahir di Cairo, Mesir pada tanggal 22 Desermber 1963. Ibu beliau asli orang Mesir, ayah beliau dari Indonesia. Sehingga keluarga beliau perpaduan antara dua negara.

Sejak kecil beliau dididik dalam keluarga yang bernuansa pendidikan yang kental sekali. Bahkan, didikan yang dilakukan oleh orang tuanya lumayan berat. Umur 14 tahun, Amany kecil sudah diajak untuk pindah sekolah di Mesir. "Saya tidak mengerti bahasa arab sama sekali, walaupun lahir di Cairo, tetapi dewasa di Jakarta, sehingg di Cairo, setiap kali belajar, saya harus selalu menyiapkan 5 kamus di depan saya", ungkap Ibu Amany mengenang masa kecilnya dulu.

Bahkan beliau terbiasa tidak tidur hingga 50 jam untuk mengejar ketertinggalan faham pelajaran dari teman-temannya yang orang Mesir. Tahun pertama, nilai dari pelajaran-pelajaran di sekolah Mesir, tidak seperti yang diharapkan. Nilainya hancur, padahal pada saat di Indonesia, beliau termasuk murid yang sangat berprestasi. Selama satu tahun penuh, beliau konsentrasi untuk mempelajari bahasa arab dengan ditemani 5 kamus yang selalu beliau bawa.

Memasuki tahun kedua, beliau bisa menyusul teman-teman Mesirnya. Bahkan, hingga lulus sekolah, beliau selalu mendapatkan nilai cumlaude, hingga guru-guru Mesir merasa heran bercampur bangga dengan prestasi yang beliau miliki. S1 beliau ambil di Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir dengan mengambil jurusan Sastra Inggris.

Kebiasaan tidak tidur 50 jam tetap berlanjut hingga sekarang. Bahkan, kebiasaan ini pada akhirnya menurun ke anak-anaknya. Beliau selalu mengajarkan anak-anak untuk tidak mudah bergantung kepada orang lain. Sikap mandiri ini diajarkan sejak bayi. Ya, saat bayi. Saya tidak salah dengar dan tidak salah ketik. Ibu Amany bercerita bahwa, beliau mulai mengajarkan anaknya yang masih bayi dengan tidak memakaikannya pampers, jadi sejak bayi sudah diajarkan bagaimana buang air kecil di toilet, tidak dipampers. Entah bagaimana caranya, saya sendiri hingga saat ini juga belum menemukan jawabannnya.

Gelar Doktor beliau peroleh dari UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta dengan spesialisasi bidang Sejarah Kebudayaan Islam. Dari sinilah, prestasi-prestasi beliau semakin gemilang. Beliau juga pernah dijadikan salah satu mufti dari luar negeri yang ditunjuk langsung oleh raja UEA (Uni Emirat Arab), juga sering mengisi kajian lintas negara. Pembicara di forum nasional dan internasional.


"Kalau dulu, setiap membaca, saya menggunakan 5 kamus. Sekarang, justru bertambah, saya menggunakan 15 kamus", Saya dan teman-teman semakin melongo dengan kebiasaan beliau ini. "Ora umum", kata Aljabar yang duduk di samping saya. Memang bukan kebiasaan yang umum. Setiap kali membaca dan belajar, beliau selalu menyediakan 15 kamus. Puluhan bahasa di dunia beliau mengerti. Setahu saya dulu, Gus Dur lah yang banyak mengerti bahasa di dunia, rupanya Ibu Amany juga masuk dalam jajaran golongan ini.

Pada saat sesi tanya jawab, kelompok saya yang paling bersemangat untuk bertanya adalah Bintan. Bintan akan melanjutkan S2 di UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, disamping Ibu Amany Lubis sebagai rektornya di sana, juga beliau menjadi kakak kelasnya di Universitas Al-Azhar Mesir. Bintan bertanya tentang "bagaimana mengatur waktu sebagai seorang rector, ibu rumah tangga, istri, juga pembicara internasional?, tentu dalam hitungan orang umum, itu adalah hal yang sangat berat".

"Harus berani melawan rasa malas dan rasa lelah", itulah jawaban dari Ibu Amany. Kalau bicara malas, setiap manusia, tentu punya rasa ini. Kalau mengatakan lelah, tentu juga sangat lelah. Beliau bukan hanya ibu rumah tangga yang harus mengurusi dan mendidik anak-anaknya, tetapi juga seorang istri yang mesti melayani suami setiap hari, juga seorang rector universitas negeri yang sudah dikenal dunia. Ternyata, faktanya beliau mampu mengatur waktunya dengan sangat bagus dan bijaksana.

Teman-teman PK 144 LPDP Santri yang rata-rata perempuan juga bertanya dengan kata yang berbeda tetapi genrenya sama. Intinya kunci kesuksesan beliau dalam hidup. Bagi teman-teman perempuan, beliau adalah idaman. Seorang yang datang ke Mesir dengan zero, akhirnya pulang ke Indonesia dengan menjadi hero. Berkah kedisiplinan yang tinggi, konsisten dalam belajar, bahkan tidak tidur hingga 50 jam dalam beberapa hari, akhirnya beliau mendapatkan prestasi itu semua.

"Berat", itulah yang diungkapkan oleh teman-teman saya di kelompok Sultan Agung setelah Ibu Amany Lubis menyelesaikan cerita dan presentasinya. Jawaban dari tema yang beliau bawakan pagi ini yang berjudul "Pembentukan SDM Berintegritas dan Berdaya Saing Global" sudah terjawab dengan pengalaman hidup yang dijalani oleh Ibu Amany, sehingga sudah tidak memerlukan banyak teori lagi untuk menjelaskannya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun