Mohon tunggu...
Arief Wibisono S.Sos
Arief Wibisono S.Sos Mohon Tunggu... Penulis - Penulis,Pemerhati Sejarah Dan Nilai Tradisi

Nama Arief Wibisono Lahir di Malang 03 Februari 1976 Profesi sebagai Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

GOR Pulosari Malang Jadikan Situs Rock Kota Malang

15 Juni 2022   23:29 Diperbarui: 15 Juni 2022   23:36 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto :Suasana dalam gedung olahraga pulosari sebelum jadi supermarket (Galery Pribadi )

Pecinta musik rock lawas tentu mengerti kemegahan GOR Pulosari di Jalan Kawi, Kota Malang. Tempat itu menjadi saksi bisu keangkeran pecinta rock di Malang sejak tahun 70-an.

GOR Pulosari menjadi venue yang paling sering menyelenggarakan konser musik. Hal ini didukung oleh disain arsitekturnya, sehingga konser musik berjalan dengan baik. Gedung itu dibangun pada sebuah cerukan tanah yang dalam. Terdapat tribun kayu yang mengelilingi panggung besar di bawahnya. Konstruksi yang sedemikian rupa menjadikan GOR Pulosari sebagai hall yang kedap suara. Lebih istimewa lagi, tempat ini ternyata sanggup menampung hingga 5000 penonton.

Foto : Potongan tiket konser di GOR Pulosari Malang
Foto : Potongan tiket konser di GOR Pulosari Malang

Band-band yang pernah tampil di GOR ini tak hanya berskala lokal, namun juga berkelas nasional. Banyak dari mereka yang berhasil, namun lebih banyak lagi yang gagal total. Tak mengherankan, karena sejak dahulu Malang memang dikenal sebagai kota yang paling ditakuti band-band asal ibukota Jakarta. Penonton konser musik di Malang terkenal begitu kritis. 

Ketika ada kesalahan sedikit saja, maka jangan harap band-band itu lolos dari barang-barang yang dilemparkan penonton ke panggung. Bahkan, ada sebuah anggapan yang menjadi rahasia umum, bahwa seorang penyanyi belum disebut rocker sejati jika belum pernah berhasil menggelar konser di Malang. Hal ini diperkuat oleh Jaya, seorang gitaris grup band Roxx yang meyakini anggapan itu masih ada hingga sekarang.

Keangkeran para penonton ini bisa jadi karena memang warga Malang tak lepas dari musik yang mereka dengarkan selalu bergenre rock. Mulai dari yang bernuansa hardrock, slowrock, folk-rock, art-rock atau psychedelic sekalipun.

Dikisahkannya, saat Godbless manggung di tahun 1979, penonton yang tidak puas dengan penampilan Ahmad Albar langsung mengamuk dengan melempar apa pun ke arah panggung.

Kisah-kisah perkembangan musik rock pada dekade 70-an memang menarik untuk dikulik. GOR Pulosari menjadi saksi bisu dari perkembangan musik cadas tersebut di Malang dan turut mewarnai perkembangan musik rock di level nasional. Meski gaung musik rock tak segarang dahulu, namun sejarah tak akan pernah bisa dilupakan begitu saja, termasuk GOR Pulosari dan keangkeran penontonnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun