Mohon tunggu...
Otto von Bismarck
Otto von Bismarck Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mantan Kanselir Jerman .... Uber Alles ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan Melakukan Langkah Blunder

12 Maret 2018   12:15 Diperbarui: 12 Maret 2018   12:26 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus Tanah Abang selalu menjadi pusat perhatian para netizen dan politikus, karena disana Gubernur DKI mencoba merubah atau menata Pasar Tanah Abang agar lebih baik, tapi ternyata menimbulkan konflik baru.

Pada saat kampanye dulu Anies dan Sandi selalu mengatakan akan membenahi Tanah Abang terutama para PKL dan PKL ini menjadi objek para pendukung Anies dan yang kontra Anies.

Kita ketahui siapa sih yang menguasai Tanah Abang selama ini?? , selama Gubernur sebelumnya para PKL banyak dibersihkan dari jalur trotoar di sekitar pasar Tanah Abang dan tanah abang menjadi terlihat rapih dan bersih, dan PKL diberika tempat yang layak di Blok G pasar Tanah Abang. Tetapi dengan penataan itu ada sekelompok orang yang dirugikan, yang selama bertahun tahun kelompok tersebut mendapat uang kutipan dari PKL. Disinilah awal persoalan Tanah Abang berikutnya.

Pada saat Anies menjadi Gubernur maka PKL dikembalikan ke trotoar karena Anies mempunyai hutang budi terhadap kelompok itu yang telah membantu Anies menjadi Gubernur DKI.

Anies akhirnya melanggar ketentuan ketentuan yang berlaku terutama Perda tentang fungsi jalan raya dan dalam pelaksanaan Anies tidak mendengar aspirasi atau koordinasi dengan instansi terkait lainnya yaitu Polda Metro dan Dishub DKI.

Anies tetap keukeuh menjalankan programnya yang seolah oleh berpihak ke rakyat kecil, pada hal tidak juga banyak rakyat kecil yang dilupakan dengan kasus PKL di mana banyak rakyat dirugikan dengan trotoar atau pendestrian digunakan PKL dan mengabaikan pejalan kaki sebagai pemilik trotoar.

Dengan memberi kemudahan PKL di Tanah Abang maka dibeberapa tempat PKL juga menginginkan mendapatka diskresi, akhirnya sejumlah PKL beberapa wilayah Jatinegara, Kota, Benhil dan Melawai menuntut hak yang sama seperti PKL di Tanah Abang. Ada juga yang minta PKL di sekitar Istana Negara ....

Hanya karena Anies ingin memuaskan kelompok tersebut akhirnya Anies pusing sendiri dengan kebijakan itu dan mendapat serangan dari netizen dan lawan politiknya.

Seandainya Anies tidak memenuhi keinginan kelompok itu , maka Anies tidak akan merombak Tanah Abang dan membiarkan seperti cara Gubernur sebelumnya maka Anies agak ringan tekanannya. "Engkau yang memulai engkau yang mengakhiri", pada akhirnya PKL yang dijalan Jati baru akan dipindahkan ke tempat lain, yang konon menyewa tempat baru sebelum Blok G selesai dibangun. Inilah yang saya maksud langkah blunder.

Karena kebijakan yang tergesa gesa  tanpa mengadakan survei, maka langkah koreksi yang harus dilakukan. Saat ini siapa yang dirugikan dengan pindahnya para PKL??... yaitu PKL itu sendiri dirugikan , karena pada saat menempati tidak dengan gratis semua menggunakan uang, seperti hasil temuan Mata Najwa yang viral itu.

Pada awalnya ingin memuaskan semua pihak pada akhirnya merugikan semua pihak ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun