Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menahan Diri sebagai Kunci Menjaga Harmoni Saat Silaturahmi Idul Fitri

12 April 2024   17:53 Diperbarui: 12 April 2024   18:00 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi silaturahmi Idul Fitri. Foto : iStockphoto/ferlistockphotos

Puasa Ramadan adalah menjadi sarana latihan bagi kita untuk menahan diri. Meninggalkan hal-hal yang dilarang Allah sebagai tanda sebuah kepatuhan.

Sebulan berlalu dan kewajiban berpuasa pun usai sudah. Meski demikian, kewajiban untuk menahan diri tidak ikut berakhir. Justru masa-masa setelah Ramadan itulah menjadi ujian dalam menahan diri yang sebenarnya, khususnya ketika bersilaturahmi di hari Idul Fitri.

Ya, Idul Fitri yang identik dengan silaturahmi ini menjadi tantangan bagi kita  untuk mengukur sejauh mana konsistensi kita dalam mengendalikan diri. Terutama dalam hubungan dengan sesama manusia.

Ada beberapa bentuk dari sikap menahan diri yang perlu kita terapkan dalam silaturahmi Idul Fitri.

1. Menahan diri untuk tidak kepo

Silaturahmi Lebaran tak lepas dari saling bertukar cerita dan bertanya kabar. Tidak ada yang salah dengan kebiasaan ini. 

Namun terkadang seringkali kita terjebak terlalu dalam ketika berinteraksi.
Ya, sifat kepo dan ingin tahu urusan orang lain membuat kita suka sekali menanyakan hal-hal yang sifatnya privasi bagi seseorang. Padahal banyak orang tak suka kehidupan pribadi mereka diketahui orang lain. Apalagi diusik.

" Kapan lulus ?"

" Kapan menikah ?"

Dan sederet pertanyaan yang sifatnya pribadi lainnya. Seolah pertanyaan-pertanyaan seperti ini teramat penting untuk dibicarakan. Padahal tidak.

Perlu disadari bahwa bagi banyak orang, pertanyaan-pertanyaan semacam itu hanyalah akan membuat mereka tidak nyaman. Mereka ingin privasi mereka dihormati. Karena itu, penting bagi kita untuk tidak meneruskan kebiasaan ini

2. Menahan diri untuk tidak mudah menghakimi orang lain.

Manusia itu suka sekali menghakimi  tapi tak pandai memberikan solusi, karena itu menahan diri dari menghakimi orang lain merupakan sebuah keharusan.

Nasib orang tidak sama. Ada yang bertabur kesuksesan, ada pula yang masih tertatih-tatih dalam berjuang. Semua tergantung jalan takdir yang digariskan Sang Maha Kuasa. Maka dari itu sungguh naif kalau kemudian dengan mudahnya kita membuat sebuah penghakiman pada diri seseorang.

Ya, seringkali kita dengan mudahnya menghakimi seseorang ketika mengalami kegagalan. Tak jarang terlontar kata-kata yang menyalah-nyalahkan mereka tanpa mencari tahu keadaan yang sebenarnya.

Demikian pula ketika seseorang memilih jalan hidup berbeda. Misal, memutuskan tidak menikah, tidak memiliki anak, memilih karir yang tak sama dengan latar belakang pendidikannya dan banyak lagi keputusan hidup lainnya yang terasa ganjil bagi kita, namun bisa jadi terasa nyaman bagi orang lain. Maka, menghormati keputusan mereka adalah hal terbaik yang  patut dilakukan.

Jadi, menahan diri adalah lebih baik dari pada membuat penghakiman tanpa disertai solusi.

3. Menahan diri untuk tidak pamer

Silaturahmi Lebaran tak hanya sekedar acara kumpul-kumpul, tapi juga sering menjadi ajang flexing. Pamer keberhasilan dan pencapaian yang untuk menunjukkan keunggulan diri.

Disadari atau tidak, sikap pamer bisa membuat hilangnya rasa empati dan lama-lama bisa berubah menjadi arogansi. Sementara bagi orang lain bisa menimbulkan rasa rendah diri dan hilangnya sebuah rasa nyaman. Karena itu sebaiknya tinggalkan saja. Jaga diri untuk tidak terpancing melakukannya.

Ujian menahan diri tak hanya kita hadapi selama Ramadan, tapi juga sesudahnya. Ketika bersilaturahmi merayakan Idul Fitri.

Ya, sikap menahan diri merupakan pilihan terbaik demi menciptakan sebuah harmoni dalam silaturahmi Idul Fitri.

(EL)
Pekanbaru, 12042024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun