Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pilih Resign atau LDR?

12 Maret 2021   07:35 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:50 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari shutterstock

Resign atau LDR itu sama-sama tidak menarik. Tapi bagaimana kalau kita harus memilih salah satu di antaranya. Pasti bingung kan?

Side dan Sola sudah berpacaran selama 2 tahun. Selama ini mereka menjalin hubungan jarak jauh alias LDR.Hubungan mereka berjalan baik-baik saja.Mereka berencana akan segera menuju jenjang pernikahan.

Menjelang pernikahannya Side dilanda kebimbangan. Apakah akan terus LDRan dengan suami setelah menikah atau resign.

Kaum wanita sering dihadapkan dengan situasi seperti ini. Di satu sisi mereka ingin terus bekerja,apalagi ketika karir mereka cukup lumayan. Sementara disisi lain mereka terikat kewajiban harus mendampingi keluarga. Maka dari itu perlu diperhitungkan plus minus dari pilihan yang diambil serta dampaknya terhadap kehidupan di masa mendatang.

Memilih tetap bekerja berarti harus hidup jauh dari pasangan. Harus siap-siap merasa kesepian.Komunikasi dengan pasangan juga jadi kurang lancar. Maksud hati menjalin keakraban dengan suami tak sepenuhnya terpenuhi. Belum lagi kadang muncul prasangka atau kecurigaan terhadap suami.

Sementara kabar baiknya adalah bisa hidup lebih mandiri karena punya penghasilan.Bisa tetap kongkow-kongkow dengan teman.Bisa terus mengembangkan karir dan menggapai cita-cita yang diinginkan.

Sedangkan bagi orang yang memilih resign biasanya lebih kepada ingin selalu dekat dengan keluarga. Bisa berbakti pada keluarga.Hidup terasa lebih tenang dan lebih berarti.Karena bisa mencurahkan segala perhatian pada keluarga.

Begitu juga bagi para suami.Mereka tentu akan merasa lebih senang karena bisa selalu dekat dan diperhatikan istri. Apalagi bila sudah memiliki anak.Mereka dapat bersama-sama mencurahkan kasih sayang mereka pada buah hati mereka itu.

Namun yang tidak enaknya adalah harus menerima status pengangguran.Hidup terasa jadi orang termiskin di dunia karena tak punya penghasilan. Mau apa-apa harus minta suami. Selain itu juga akan dihinggapi kebosanan karena terbatasnya aktivitas yang dilakukan.

Jadi sebaiknya pilih yang mana, LDR atau resign? Tak mudah menjawabnya. Semua tergantung skala prioritas pribadi masing-masing. Kalau yang memprioritaskan materi silakan jalani LDR. Sebaliknya kalau lebih mementingkan keluarga maka pilihlah jalan resign.

Dalam prakteknya lebih banyak yang memilih untuk resign. Ada beberapa pasangan yang mencoba untuk LDR pada awalnya. Tapi akhirnya banyak yang menyerah.

Alasan kesepian dan perasaan lebih tenang bila hidup bersama jadi alasan. Hanya segelintir saja yang tetap bertahan menjalani LDR.

Penulis pernah mendengarkan penuturan seorang kerabat yang menjalani hubungan jarak jauh sejak awal menikah. Sang suami berada di Jawa Tengah sedangkan istrinya di Jakarta.Mereka sepakat LDR karena karir mereka berdua lagi bagus-bagusnys kala itu. Jadi sayang sekali untuk ditinggalkan.

Mereka biasanya bertemu saat weekend.. Biasanya sang suami mengunjungi sang istri ke Jakarta tiap Jum'at sore.Dan pulang pada hari Minggu.Artinya sang suami termasuk anggota "pjka" (pulang jum'at kembali ahad).

Seiring berjalannya waktu mereka tak lama menjalani LDR ini. Rasa rindu dan kangen yang selalu bergelayut di pikiran memaksa mereka mengakhiri semua itu. "Lebih baik disayat sembilu,daripada disiksa rindu" begitu kira-kira yang dialami mereka.Hingga akhirnya sang istri memilih resign dan ikut suami ke Jawa Tengah.

Tak ada yang salah ketika LDR setelah menikah atau harus resign. Semua punya sisi positif dan negatifnya. Tinggal bagaimana tiap individu menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.

Yang penting sudah dibicarakan sejak awal. Dan tiap individu punya tujuan yang jelas serta tahu apa di konsekuensi dibalik keputusannya. Serta berusaha menjalankan keputusannya itu dengan ikhlas dan penerimaan secara sepenuhnya.

Yogyakarta, 12032021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun