Mohon tunggu...
Birgita Olimphia Nelsye
Birgita Olimphia Nelsye Mohon Tunggu... Desainer - Sambangi isi pikiranku.

Hakikat hidup adalah belajar.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjawab Dilema Jurnalisme Pro Lingkungan dan Pro Pembangunan

16 Mei 2017   16:52 Diperbarui: 26 Mei 2017   08:44 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkinkah Saling Berhubungan?

Kedua jurnalisme ini bila dapat saling berhubungan. Jurnalisme pembangunan dapat memberikan kontribusi terhadap jurnalisme lingkungan. Pengetahuan yang mendalam dari developmentalisme memperkaya jurnalisme pembangunan. Sehingga jurnalisme lingkungan perlu untuk menyebarkan informasi, menggambarkan perbedaan isu-isu di dunia (misal: rekayasa genetika pangan), dan mempertimbangkan suara akar rumput / orang-orang kecil. Begitu pula, jurnalisme lingkungan dapat memperkaya aspek jurnalisme pembangunan dalam peran watchdog dan peran advokasinya. Dalam prosesnya, dua jurnalisme ini akan menjadi lebih serupa, yaitu mencerminkan objek yang diberitakan keduanya (isu lingkungan― planet-centered dan isu pembangunan―people-centered).

            Pada prakteknya, masyarakat dihadapkan pada pertanyaan akankah media tetap memisahkan kedua isu ini dalam pemberitaannya. Apakah jurnalisme lingkungan akan tetap mengambil isu yang sama pada wilayah mereka sepanjang isu tersebut berkaitan dengan gas rumah kaca, atau mereka akan mempertimbangkan dampak dari informasi global.

            Jurnalisme pembangunan dapat mempengaruhi jurnalisme lingkungan. Misalnya dari segi:

  • Sumber (Sources). Jurnalisme lingkungan menjadi memperluas penggunaan sumber seperti dari bidang hukum, ilmuwan, kelompok penekan, dan juga dari elit.
  • Bingkai (Frames), seperti berita tentang keunikan kecelakaan nuklir, kebocoran gas di Bhopal.
  • Kekurangan keahlian. Kekurangan pengetahuan dan adanya tekanan dari pihak lain.

            Solusi dari penggabungan dua jurnalisme tersebut sebenarnya dapat dipecahkan dari tangan (hands), kepala (heads), dan hati (hearts) jurnalis.

           

            Pertemuan dua aliran jurnalisme ini nampak dalam cara media Durban dalam meliput tentang polusi di perkotaan. Durban melakukan beberapa cara, yaitu:

  1. Pemasaran media. Durban menggabungkan dua aspek dalam kedua aliran jurnalisme tersebut, yaitu aspek people-centred dari jurnalisme pembangunan dan aspek story-telling narratives(dengan orang yang tertindas sebagaistory-teller) dari jurnalisme lingkungan.
  2. Aktivis lingkungan beralih ke isu-isu kotor, dari upaya menyelamatkan badak ke isu tentang polusi, kebersihan, dan lain-lain.
  3. Aktivis politik dan konservasionis bergabung.

Hasilnya adalah pemberitaan yang luas dalam:

Mempopulerkan protes terhadap polusi.

Mengesahkan para pemrotes

Menghubungkan pengalaman sehari-hari ke dalam kebijakan publik dan prakteknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun