Mohon tunggu...
Bikurmatin
Bikurmatin Mohon Tunggu... Administrasi - Jangan Mempermasalahkan Masalah Yang Belum Terjadi

Facebook: Biqe purpleloverz Instagram: Bikurmatin888 Find my others article on www.asalnulis.xyz/biqe

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"Jadi Kali Ini Kita ke Bukit Jaddih, Madura"

18 Februari 2016   15:10 Diperbarui: 18 Februari 2016   15:36 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca yang sejuk, ditambah pemandangan yang memukau antara paduan hijau nya rumput, putih nya bukit kapur dan birunya langit, membuat kami tak sabar untuk take some picture. yess sebagian besar kegiatan kami kalau travelling ya foto-foto. tapi tetap jaga keselamatan ya kompasianer, jangan ambil foto-foto di tempat-tempat yang berbahaya, atau terlalu minggir-minggir ke bagian tebing. View nya mungkin lebih bagus tapi ga bagus kan kalau jatuh dari tebing Bukit Jaddih yang terjal ini.

Puas foto-foto kami duduk-duduk menikmati pemandangan dari atas, Sayang nih ga bawa bekal makan siang. Jadi kita hanya makan gorengan yang kita beli di perjalanan tadi. dan jangan lupa, bawa kembali sampah yang kita hasilkan. Nyampah itu ga keren.

Sekitar setengah jam cuaca sudah mulai panas. Mendung yang dari pagi menyelimuti langit sepertinya mulai menyingkir. Kita memutuskan untuk turun dari Bukit Jaddih untuk sholat dan makan siang. Di perjalanan pulang kami berpapasan dengan serombongan anak muda yang mengendarai motor dengan suara knalpot yang berisik sekali, dan mengendarainya agak ugal-ugalan gitu. Waduh saya dan teman-teman sudah was-was nih, jangan-jangan kita dihadang sama geng motor Madura, kan serem. Mengingat kita tidak mengenal daerah ini.

Kita terus merepet ke pinggir jalan karena rombongan geng motor semakin panjang dan menguasai jalan. Tapi semakin ke belakang-belakang yang naik motor kog jadi pasangan emak-emak dan Bapak-Bapak gitu ya.???. Semakin ke belakang malah ada mungkin kolompok Qasidah atau anak-anak TPQ berseragam naik mobil pick up. Wah wah ada yang salah nih. Ternyata rombongan tersebut bukan geng motor. Tapi kemungkinan adalah warga setempat yang mau pawai. Hemmm sempat miris, lha wong pasukan pengamannya yang di depan sendiri kayak gitu model nya.

Setelahnya saya dan teman saya tertawa terpingkal-pingkal diatas motor.

Kita sholat di sebuah masjid yang cukup besar. Seusai sholat teman-teman yang cowok sempat berbincang-bincang dengan seorang Bapak yang sepertinya Takmir Masjid tersebut. Sedangkan kita yang cewe-cewe masih ribet sendiri. Entah apa yang mereka bicarakan sepertinya seru sekali. Tapi hari semakin sore, kita harus melanjutkan perjalanan. Di perjalanan sekilas teman saya bercerita tentang pembicaraan mereka dengan Bapak tadi mengenai lahan di Madura yang masih luas, katanya ada artis Ibukota yang punya lahan di Pulau garam ini. Dan pendapat pribadi beliau sebagai penduduk Madura yang kapan hari sempat muncul issue bahwa Madura akan memisahkan diri dari Jawa Timur.


Kalau beliau pribadi tidak setuju, karena sebagian besar penduduk Madura bertopang hidup di di Pulau Jawa khususnya Kota Surabaya. Semoga gerakan separatis tersebut tidak pernah terjadi ya karena kami Jawa Timur bangga memiliki Pulau Madura dengan segala keunikan budaya dan keindahan alamnya. Dan semoga pembangunan di Madura lebih cepat berkembang pesat dengan adanya Jembatan Suramadu yang memudahkan akses menuju pulau ini.

Tidak terasa jembatan suramadu sudah terlewati, Gerimis mulai membasahi, memasuki kota Surabaya hujan semakin lebat. Kami memutuskan makan sore di sebuah warung bakso.  Seusai makan ternyata ban motor salah satu teman ada yang bocor. wahh untung teman saya ini tadi habis makan 2 porsi bakso.heheh..Lumayanlah dorong motor agak jauh dikit kita bertemu dengan tukang tambal ban. Sambil menunggu ban ditambal kita bertukar foto-foto, dan ngobrol-ngobrol santai saja.

Perjalanan kita kali ini memang tidak panjang, tapi cukup panjang cerita yang kita bagi dari perjalanan ini. Memasuki sebuah peradaban yang begitu lain di sebuah pulau yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari kota metropolitan Surabaya. Madura mungkin dikenal dengan penduduknya yang keras, tapi sebetulnya mereka ramah juga kok. Madura mungkin terkenal panas, tapi begitu banyak sudut-sudut indah dari Pulau Madura  yang sayang apabila tidak kita eksplore hanya karena alasan panas. Semoga next time kita bisa berkunjung ke pulau cantik ini lagi ya guys. Masih banyak yang indah-indah di Madura. Semangat jalan-jalannya, semangat kerjanya juga.

here we are in action..

[caption caption=""Indah kita bersama...""]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun