Selain makanan utama, Pak Sumeh juga mengalokasikan sebagian anggarannya untuk membeli berbagai jenis minuman yang dinikmati selama perjalanan. Beberapa minuman khas yang mungkin ia coba antara lain Teh C Peng Special, minuman teh tarik dengan tiga lapisan yang terkenal di Sarawak; Kopi Sarawak, kopi lokal dengan cita rasa khas yang sering ditemukan di kedai kopi tradisional; serta berbagai minuman segar seperti air kelapa muda dan jus buah tropis yang cocok untuk dinikmati di cuaca yang hangat. Â
Total pengeluaran untuk makanan dan minuman sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti jenis hidangan yang dipilih, lokasi tempat makan, serta frekuensi konsumsi setiap harinya. Misalnya, makan di warung atau kopitiam biasanya memerlukan biaya sekitar Rp. 30.000 – Rp. 50.000 per porsi, sedangkan di restoran dengan hidangan lebih lengkap, biaya per orang dapat mencapai Rp. 100.000 atau lebih. Jika Pak Sumeh makan tiga kali sehari, perkiraan pengeluarannya berkisar antara Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per hari, sehingga dengan anggaran Rp. 1.500.000, ia dapat memenuhi kebutuhan makanan selama sekitar satu minggu dengan pilihan menu yang beragam. Selain makanan utama, ia juga mungkin tertarik untuk membeli camilan khas Sarawak yang dijual di pasar tradisional atau toko oleh-oleh, seperti kek lapis Sarawak, tumpik, dan kuih cincin, yang dapat dinikmati sebagai makanan ringan selama perjalanan. Â
Secara keseluruhan, anggaran sebesar Rp. 1.500.000 yang dialokasikan untuk makanan dan minuman mencakup berbagai aspek konsumsi selama kunjungan Pak Sumeh di Sarawak. Biaya ini digunakan untuk menikmati aneka hidangan, baik makanan lokal di warung tradisional, hidangan laut di restoran, maupun makanan internasional di pusat perbelanjaan. Selain itu, dana ini juga mencakup pembelian minuman dan makanan ringan yang dinikmati selama perjalanan. Dengan pengelolaan anggaran yang baik, jumlah dana yang disiapkan dapat mencukupi kebutuhan makan dan minum selama kunjungannya di Sarawak tanpa mengurangi kesempatan untuk menikmati keanekaragaman kuliner khas daerah tersebut.
untuk menginap ini hanya opsional
Jika diperlukan, Pak Sumeh Wijaya telah menyiapkan dana khusus untuk akomodasi selama berada di Sarawak, dengan perkiraan biaya sekitar Rp. 165.000 per malam. Besarnya pengeluaran ini bergantung pada beberapa faktor, seperti jumlah hari yang dihabiskan di Sarawak dan jenis tempat menginap yang dipilih. Di Sarawak, tersedia berbagai opsi akomodasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran, mulai dari hotel berbintang, hotel kelas menengah, hingga penginapan dengan harga lebih ekonomis seperti hotel bujet, hostel, atau homestay. Dengan perencanaan yang matang, Pak Sumeh dapat memilih akomodasi yang memberikan keseimbangan antara kenyamanan dan efisiensi biaya. Â
Jika Pak Sumeh memilih hotel bujet, ia dapat menghemat pengeluaran tanpa mengorbankan fasilitas dasar yang diperlukan. Hotel bujet di Sarawak umumnya menawarkan kamar dengan tempat tidur nyaman, kamar mandi pribadi atau bersama, akses Wi-Fi gratis, serta fasilitas tambahan seperti kipas angin atau pendingin ruangan. Beberapa hotel bujet juga menyediakan layanan sarapan sederhana, kebersihan kamar harian, dan resepsionis 24 jam untuk memastikan kenyamanan tamu. Jenis akomodasi ini sering menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang menginginkan tempat menginap yang terjangkau namun tetap nyaman. Â
Bagi wisatawan yang menginginkan fasilitas lebih lengkap, hotel kelas menengah atau guesthouse bisa menjadi alternatif yang baik. Penginapan jenis ini biasanya menawarkan kamar yang lebih luas dengan fasilitas tambahan seperti televisi, meja kerja, kamar mandi dalam dengan perlengkapan mandi lengkap, serta layanan kamar. Beberapa hotel kelas menengah juga menyediakan fasilitas umum seperti restoran, pusat kebugaran, dan layanan laundry, yang dapat meningkatkan kenyamanan selama menginap. Â
Selain hotel, ada beberapa alternatif lain yang dapat dipertimbangkan, seperti apartemen sewa, homestay, dan hostel. Jika Pak Sumeh mengutamakan privasi dan fleksibilitas selama perjalanan, apartemen sewa bisa menjadi pilihan yang tepat karena biasanya dilengkapi dengan ruang tamu, dapur kecil, dan fasilitas laundry. Sementara itu, homestay menawarkan pengalaman yang lebih autentik dengan suasana rumah lokal yang lebih akrab dan sering kali disertai keramahan dari pemilik rumah. Â
Bagi wisatawan dengan anggaran terbatas, hostel bisa menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Biasanya, hostel menyediakan kamar dormitori dengan tempat tidur bertingkat, sehingga biaya per malamnya jauh lebih murah dibandingkan dengan hotel. Meskipun fasilitas kamar lebih sederhana, hostel biasanya memiliki ruang bersama, dapur umum, dan loker penyimpanan, serta memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan wisatawan lain dari berbagai negara, yang dapat memperkaya pengalaman perjalanan. Â
Total biaya penginapan yang dikeluarkan Pak Sumeh bergantung pada jumlah hari yang dihabiskan di Sarawak. Sebagai contoh, jika ia menginap selama lima hari dengan tarif Rp. 165.000 per malam, maka total anggaran yang diperlukan adalah Rp. 825.000. Jika ia memilih penginapan dengan tarif lebih rendah, seperti hostel atau guesthouse sederhana, biaya bisa lebih hemat, sedangkan jika memilih hotel dengan fasilitas lebih eksklusif, biaya penginapan bisa lebih tinggi. Â
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, fasilitas, dan kenyamanan, Pak Sumeh dapat menentukan pilihan akomodasi yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Jika prioritasnya adalah kenyamanan dan fasilitas yang lebih lengkap, hotel kelas menengah atau apartemen sewa bisa menjadi pilihan terbaik. Namun, jika ia lebih mengutamakan efisiensi anggaran, hotel bujet, hostel, atau homestay bisa menjadi solusi yang lebih ekonomis. Dengan perencanaan yang cermat, dana yang disiapkan dapat digunakan secara optimal, memastikan perjalanan yang lancar, nyaman, dan bebas dari kendala keuangan yang tidak terduga.