Mohon tunggu...
Bintang Doni Karina
Bintang Doni Karina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya mahasiswa

Jakarta vs Everybody

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memiliki Sikap Nasionalisme

17 Juli 2021   10:04 Diperbarui: 17 Juli 2021   10:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita tahu, dalam berwarga negara kita memperlukan adanya sikap nasionalisme dalam bermasyarakat. Nasionalisme adalah pengaturan yang membuat dan mempertahankan kekuatan suatu bangsa dengan memahami gagasan kepribadian bersama untuk pertemuan individu yang memiliki tujuan atau standar yang sama dalam mengakui kepentingan publik. Nasionalisme juga merupakan common sense untuk melindungi negara mereka, baik di dalam maupun di dalam.Ini sebagai bentuk kesadaran dan cinta tanah air yang ditunjukan melalui sikap dan tingkah laku atau masyarakat.

Sejarah nasionalisme mulai tumbuh sejak akhir abad ke-18. Sedangkan negara Indonesia mulai menumbuhkan sikap nasionalisme mulai dari abad ke-19 dan ke-20. Paham nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai menurun. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan untuk mempertahankan negerinya. Dari sinilah tumbuhnya ikatan ini, yang tergolong lemah dan bermutu rendah.

Perkembangan nasionalisme di Indonesia dibagi menjadi beberapa tahap. Dimulai dari tahap perintis, tahap penegas, tahap percobaan, hingga tahap pendobrak. Berikut hasil lampiran dari kompas.com,

Tahap Perintis (1908-1927)

Perkembangan nasionalisme di Indonesia selama kerangka waktu ujung tombak dipisahkan oleh munculnya asosiasi pembangunan publik. Salah satunya adalah Budi Utomo, perkumpulan yang dibentuk pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan mahasiswa STOVIA, Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Budi Utomo memiliki program fundamental yang berusaha untuk lebih mengembangkan pelatihan dan pendidikan. Sejak saat itu pemerintah perintis mengeluarkan program pendidikannya melalui isu moral legislatif.

Tahap Penegas dan Percobaan (1928-1942) 


*Tahap Penegas

Kemajuan nasionalisme di Indonesia selama jangka waktu pengesahan itu dipisahkan oleh Sumpah Pemuda 1928. Janji Muda dibentuk pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berisi kaul yang meliputi satu negara, satu negara, satu negara, dan satu bahasa, bahasa Indonesia. Sekitar tahun 1928, kekuasaan Belanda menemukan cara untuk menyebarkan kilau perpecahan. Afiliasi teritorial yang berbeda mulai muncul, salah satunya adalah Jong Java. Hal inilah yang kemudian memicu tokoh-tokoh progresif Indonesia untuk memisahkan pemecah-belah wilayah.

Maka dari itu, remaja progresif seperti Moh. Yamin, Suyono Hadinoto, J. Leimena, Rohyani, W.R. Supratman, Adnan K. Gani, dan lainny mulai bersiap-siap untuk kongres. Motivasi di balik kongres ini adalah untuk menemukan cara bergabung dengan pemuda Indonesia. Maka pada tanggal 28 Oktober 1928, Janji Muda diucapkan. Sumpah ini berubah menjadi semacam serangan langsung terhadap penjajah.

*Tahap Percobaan

Pada masa perkembangan nasionalisme Indonesia ini, bangsa Indonesia melakukan banyak gerakan gebrakan dengan bergabung dalam organisasi yang tujuannya untuk meminta kemerdekaan dari Belanda. Beberapa organisasi bergabung dengan Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Organisasi ini mengusulkan agar Indonesia berparlemen. Namun pada saat itu, permintaan Indonesia untuk merdeka masih belum berhasil.

Tahap Pendobrak (1942-1945)

Pada masa ini, Indonesia masih dalam penjajahan Jepang, Indonesia terus mengajukan kemerdekaan kepada pemerintah jajahan, Jepang. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jatuh sebuah bom atom Amerika Serikat di Jepang yang dikenal dengan nama bom Hiroshima. Dari kejadian tersebut, Jepang mulai menyadari bahwa negara mereka mulai mendekati ke titik kekalahan. Jepang pun membutuhkan bantuan dari bangsa Indonesia, sehingga pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menjanjikan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun pada 15 Agustus 1945, Jepang tiba-tiba menyerah tanpa syarat kepada Sekutu yang diikuti dengan lenyapnya janji kemerdekaan yang Jepang berikan untuk Indonesia. Begitu para pemuda Indonesia mendengar berita Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, para pemuda Indonesia langsung membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Setelah melalui berbagai macam perjalanan panjang dan perundingan, diputuskan bahwa Soekarno akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Adapun kita sebagai pelajar dapat menerapkan contoh perilaku yang mencerminkan sikap nasionalisme. Beberapa contoh tersebut dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Yaitu menaati peraturan sekolah yang ada, dari perilaku tersebut dapat melatih kita untuk hidup bermasyarakat yang taat pada aturan hukum dan norma yang berlaku di Tanah Air ini. Contoh selanjutnya yaitu saling menghargai antar sesama. Karena dari perilaku menghargai sesama tanpa membeda-bedakan unsur SARA, kita sebagai masyarakat Indonesia dapat menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Selanjutnya contoh perilaku yang dapat kita terapkan sebagai masyarakat untuk menimbulkan sikap nasionalisme adalah menjaga lingkungan, dimulai dari hal kecil yaitu membiasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya. Karena dari kebiasaan tersebut sudah termasuk perilaku menjaga lingkungan. Karena dari kebersihan, akan terciptanya keindahan lingkungan dalam negeri.  

 

REFERENSI

 

Ari Welianto, 29 Desember 2019 

"Nasionalisme : Arti, Sejarah, dan Tujuan"

 

Verelladevanka Adryamarthanino, 13 April 2021 

"Perkembangan Nasionalisme di Indonesia" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun