kita sering salah paham tentang arti bertahan. Seolah-olah bertahan itu harus keras, harus terus kuat, harus tanpa air mata.
Padahal, bertahan bisa berarti duduk diam sambil menata ulang nafas. Bisa berarti mengakui bahwa hari ini kita tidak baik-baik saja, tapi tetap memilih untuk tidak menyerah.
Hidup tak menuntut kita untuk selalu menang. Ia hanya meminta kita untuk jujur, bahwa kira lelah, bahwa kita takut, bahwa kita butuh jeda. Dan tidak ada yang salah dengan itu.
kedewasaan bukan berarti membungkam luka, tapi memahami bahwa luka juga bagian dari perjalanan. kita tidak sedang berlomba dengan siapa pun. Tidak perlu membandingkan dengan langkah orang lain.
Setiap orang punya musimnya masing-masing. Jadi, jika saat ini kamu sedang melalui musim hujanmu, tetaplah berdiam sejenak, peluk dirimu, dan sadari satu hal "kamu tidak gagal hanya karena belum mekar".
Ada hal-hal besar yang sedang Tuhan tumbuhkan perlahan, dalam diam, dalam luka yang kamu rawat sendiri.
Dan kelak, kamu akan memahami, bertahan bukan tentang pembuktian diri pada dunia, tapi tentang merawat harapan dalam sunyi karena kamu percaya, suatu saat nanti kamu akan pulih dengan caramu sendiri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI