Mohon tunggu...
Blooming_After rain_
Blooming_After rain_ Mohon Tunggu... mahasiswi

proses tidak pernah benar-benar berhenti, dari sisi luka tumbuh kekuatan yang lembut. Tak semua hal kembali semula, tapi dari yang tersisa lahir ketenangan. Yang rapuh pun bisa mekar dengan cara paling indah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Bertahan Yang Tak Selalu Keras

29 Juni 2025   19:55 Diperbarui: 29 Juni 2025   19:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kita sering salah paham tentang arti bertahan. Seolah-olah bertahan itu harus keras, harus terus kuat, harus tanpa air mata.

Padahal, bertahan bisa berarti duduk diam sambil menata ulang nafas. Bisa berarti mengakui bahwa hari ini kita tidak baik-baik saja, tapi tetap memilih untuk tidak menyerah.

Hidup tak menuntut kita untuk selalu menang. Ia hanya meminta kita untuk jujur, bahwa kira lelah, bahwa kita takut, bahwa kita butuh jeda. Dan tidak ada yang salah dengan itu.

kedewasaan bukan berarti membungkam luka, tapi memahami bahwa luka juga bagian dari perjalanan. kita tidak sedang berlomba dengan siapa pun. Tidak perlu membandingkan dengan langkah orang lain.

Setiap orang punya musimnya masing-masing. Jadi, jika saat ini kamu sedang melalui musim hujanmu, tetaplah berdiam sejenak, peluk dirimu, dan sadari satu hal "kamu tidak gagal hanya karena belum mekar".

Ada hal-hal besar yang sedang Tuhan tumbuhkan perlahan, dalam diam, dalam luka yang kamu rawat sendiri.

Dan kelak, kamu akan memahami, bertahan bukan tentang pembuktian diri pada dunia, tapi tentang merawat harapan dalam sunyi karena kamu percaya, suatu saat nanti kamu akan pulih dengan caramu sendiri. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun