Era modern: Filsafat dakwah semakin dipandang sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri, apalagi dengan munculnya perguruan tinggi Islam. Di sinilah filsafat dakwah mulai dipelajari secara akademis, bukan cuma praktik lapangan, tapi juga landasan teoritisnya.
Dosenku menekankan, bahwa perkembangan filsafat dakwah itu selalu bergerak seiring dengan perubahan zaman. Kalau dulu dakwah dilakukan dari mimbar ke mimbar, sekarang bisa lewat media sosial, podcast, atau bahkan TikTok. Tapi prinsip filsafat dakwah tetap sama: mencari landasan rasional, etis, dan strategis agar dakwah sesuai dengan kebutuhan manusia.
Refleksi Setelah Kuliah
Jujur, setelah kelas selesai aku merasa kayak baru saja "jalan-jalan" ke masa lalu sambil nyambungin ke masa sekarang. Ternyata filsafat dakwah itu bukan teori kosong, tapi fondasi supaya kita nggak asal berdakwah.
Aku jadi mikir, ternyata kuliah filsafat dakwah ini bukan cuma soal menghafal definisi, tapi juga mengajarkan cara berpikir kritis dan mendalam tentang dakwah. Jadi, kalau suatu saat aku terjun ke masyarakat, aku punya bekal bukan hanya "apa yang disampaikan", tapi juga "bagaimana" dan "mengapa" itu penting untuk disampaikan.
Hari ini capek sih, tapi worth it banget. Besok-besok kalau ada yang nanya, aku bisa bilang, "Eh, filsafat dakwah itu punya sejarah panjang lho, dan berkembang terus sampai zaman digital sekarang."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI