Mohon tunggu...
Bima Saputra
Bima Saputra Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 22 Bandar Lampung., Pembina II Pramuka Spandawa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tulisan Lama Tentang Ki Hadjar Dewantara, Masih Relevan?

2 Mei 2024   23:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   23:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Kodrat Alam
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan pemahaman terkait pendidikan yakni, "menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

Mendidik anak itu sama dengan mendidik masyarakat karena anak merupakan bagian dari masyarakat. mendidik anak berarti mempersiapkan masa depan anak untuk berkehidupan lebih baik, demikian pula mendidik masyarakat berarti sama saja mendidik bangsa. .

Pendidikan bagi Ki Hadjar Dewantara adalah upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelektual), dan fisik (jasmani) peserta didik. Peserta didik dapat berkembang ketika pendidikan dilakukan dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan dari manapun. Pendidikan adalah buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu hadir dalam realita, yaitu kodrat alam dan zaman. 

Dengan demikian, pendidikan itu sifatnya hakiki bagi manusia sepanjang peradabannya seiring perubahan zaman dan berkaitan dengan usaha manusia untuk memerdekakan dirinya, baik lahir maupun batin, sehingga manusia tidak lagi bergantung kepada kekuatan diluar dirinya akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Pandangan demikian merupakan kritik Ki Hadjar Dewantara kepada mode pendidikan Kolonial yang berdasar kepada asas "kepatuhan", regeering, tucht, en orde (paksaan, hukuman dan ketertiban). Menurutnya, konsepsi pendidikan yang berdasar kepada kepatuhan akan membuat peserta didik jauh dari kesadaranya sebagai manusia. 

Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan haruslah berlandaskan kepada pembentukan budi pekerti manusia, dan pendidikan juga harus didasari dari pemahaman sebagai "tuntunan" atau orde en vrede (tertib dan damai) untuk menjadi manusia seutuhnya.


Pendidikan budi pekerti atau karakter yang dimaksud Ki Hadjar Dewantara yaitu bulatnya jiwa manusia, bersatunya gerak pikiran, dan kehendak atau kemauan yang akan menumbuhkan semangat manusia sebagai individu dan sosial serta dapat memerintah atau menguasai dirinya sendiri, mulai dari gagasan sampai tindakan. Ki Hadjar Dewantara menyebutnya sebagai manusia yang beradab dan itulah tujuan utama pendidikan Indonesia. Maka dari itu, Ki Hadjar merinci tiga fase perkembangan pendidikan, yaitu:


Hamemayu Hayuning Sariro
, yang berarti pendidikan berguna bagi yang bersangkutan, keluarganya, sesama dan lingkungan. Disini sangat jelas apa arti manusia sebagai makhluk individu dan sosial.


Hamemayu Hayuning Bongso, yang berarti pendidikan berguna bagi bangsa, negara dan tanah airnya. Bagaimana peserta didik natinya memainkan peranan sentral dalam menentukan arah perkembangan bangsa dan negaranya, tentu dalam fase ini pendidikan kebangsaan lah yang lebih ditekankan.


Hamemayu Hayuning Bawono, yang berarti pendidikan berguna bagi masyarakat dunia.   .
Dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berbudi luhur, pendidikan harus lah mampu melakukan transformasi ilmu pengetahuan dan karakter kebangsaan kearah lebih baik. 

Yang menarik adalah penggunaan terminologi Wirama dalam konsepsi pembentukan karakter kebangsaan oleh Ki Hadjar Dewantara. Wirama adalah sifat tertib serta hidupnya laku yang indah sehingga dapat menciptakan rasa senang dan bahagia. Wirama meliputi empat unsur penting yaitu; (1) mempermudah pekerjaan, (2) mendukung gerak pikiran, (3) mencerdaskan budi pekerti, dan (4) menghidupkan kekuatan dalam jiwa manusia. Keempat unsur ini merupakan syarat paling efektif dalam pembangunan karakter kebangsaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun