KAMPANYE KESETARAAN GENDER MASA LAMPAUÂ
Pada zaman itu, anak perempuan pribumi baik bangsawan ataupun bukan, tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. Tetapi hal ini tidak menghalangi semangat Kartini. Ia tetap melakukan kampanye untuk memperjuangkan kesetaraan gender.Â
Kampanye yang dimulai oleh Kartini adalah dengan cara membuka diri untuk menjalin hubungan persahabatan dengan gadis-gadis Belanda, yang mempunyai pola pikir lebih maju, salah satunya adalah Estelle Zeehandelaar. Dalam kampanye ini, Kartini aktif untuk mengirim surat kepada temannya dan dari balasan temannya inilah pikiran tentang emansipasi wanita ini berkembang sangat pesat. Â
Dalam surat tersebut, Kartini mengungkapkan cita-citanya bahwa ia ingin menjadikan perempuan pribumi dan pria memiliki kesetaraan dalam berbagai aspek. Hal ini membuat teman-teman Kartini yang membaca surat tersebut semakin bersemangat untuk memperjuangkan hak mereka, dan setelah itu perempuan lain yang mengikuti jejak Kartini semakin menyebar di seluruh Indonesia.Â
MEDIA DIGITAL DAN PERANANNYA TERHADAP KESETARAAN GENDER
        Meskipun begitu, suara-suara perempuan ini masih cenderung terpendam tidak ada yang berani menyuarakan lebih jauh meski sudah didahului oleh Kartini sebelumnya, karena mereka masih terbelenggu dalam stigma dan budaya patriarki yang mengakar di kalangan masyarakat sehingga cenderung pasif. Akan tetapi, kehadiran new media saat ini membuat suara-suara minoritas tersebut seperti anak panah yang lepas dari busurnya, kehadiran para aktivis online yang aktif menyuarakan isu-isu kesetaraan gender semakin ramai sehingga dapat membentuk sebuah komunitas virtual besar yang dapat merubah persepsi masyarakat mengenai kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.Â
Munculnya gerakan-gerakan kampanye lewat media sosial seperti Twitter dan Instagram dengan menggunakan tagar-tagar seperti #HeForShe, #WomensMarch, #MeToo mampu membuat sebuah perubahan signifikan yang dapat mencakup lebih banyak massa hingga menjadi wadah untuk aspirasi perempuan secara luas dan terbuka serta dapat disuarakan tanpa adanya rasa termarginalkan. Bahkan beberapa gerakan yang telah terorganisasikan mendirikan situs khusus untuk membahas isu-isu kesetaraan dan gender, feminisme, serta seksualitas misalnya situs Magdalene.co.Â
Lebih dari itu, saat ini kampanye kesetaraan gender dalam ranah jurnalistik juga semakin digaungkan. Salah satu bentuknya adalah kerjasama antara Solidaritas Perempuan bersama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan CEDAW Working Group Indonesia (CWGI) dalam menyusun modul CEDAW Promosi Budaya Adil Gender melalui penyebaran nilai-nilai budaya adil gender yang diperuntukkan bagi jurnalis dan media.
Kampanye kesetaraan gender digaungkan hampir di seluruh dunia dengan tujuan mengangkat derajat kaum wanita agar memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kaum pria dalam menjalani kehidupan di masyarakat. Â
Di Indonesia sendiri, emansipasi wanita atau proses untuk melepaskan batasan-batasan dalam kehidupan ditengah masyarakat dimulai dengan seorang tokoh wanita tangguh, Kartini.Â