Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Konsisten mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama yang terpantau di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Aman dan Menggembirakan Dimulai dari Toilet yang Bersih

19 Oktober 2025   16:49 Diperbarui: 19 Oktober 2025   16:49 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moderator dan keempat narasumber berdiskusi tentang ekosistem pendidikan yang inklusif, ramah, dan menggembirakan, Jumat (17/10/2025). (Foto: Billy)

Pernyataan Bapak Agus ini membawa saya pada sebuah refleksi mendalam. Hemat saya, apa yang dikatakan oleh Bapak Agus benar adanya.

Toilet sekolah tidak boleh dipandang remeh. Ia adalah cerminan dari sekolah itu sendiri, dimana kebersihan dan kedisiplinan menyatu pada toilet.

Ketika toilet sekolah bersih dan wangi, siswa akan betah berada di sekolah. Ketika siswa betah berada di sekolah, maka sekolah telah berhasil menjadi rumah kedua bagi para siswa.

Realitas memprihatinkan toilet sekolah di Indonesia

Sayangnya, realitas di lapangan masih jauh dari ideal. Di banyak sekolah, toiletnya kotor dan bau. Lebih parah lagi, tidak ada air yang melimpah untuk kebutuhan toilet.

Salah satu sekolah yang pernah saya kunjungi di Maluku Tengah, tepatnya di Pulau Saparua, kebutuhan air bersih sangat sulit didapatkan. Kondisi ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah kesehatan dan martabat kemanusiaan.

Berdasarkan Profil Sanitasi Sekolah tahun 2022 yang dirilis Kemendikbudristek, 71% satuan pendidikan atau setara dengan 27 juta anak di Indonesia berada pada layanan Air, Sanitasi, dan Kebersihan terbatas, dan hanya 28% yang mencapai layanan dasar, sedangkan 1% sisanya tidak memiliki akses sama sekali (Validnews).

Angka ini tentunya sangat mengkhawatirkan kita, mengingat toilet adalah kebutuhan mendasar, yang seharusnya tersedia dalam kondisi layak di setiap sekolah.

Dalam beberapa kasus, siswa tidak memiliki pilihan, selain menggunakan fasilitas di rumah-rumah di sekitar sekolah, atau pergi ke hutan dan sungai terdekat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Bahkan, jika toilet tersedia, jumlahnya sering kali tidak mencukupi dengan rata-rata lebih dari 50 siswa harus berbagi satu toilet, lebih dari dua kali standar internasional rasio toilet per siswa sebesar 1:25.

Contoh konkrit dari Kabupaten Subang menunjukkan gambaran yang lebih spesifik. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi SH. MH.Kes, pada November 2024 mengungkapkan, hanya 20 persen toilet sekolah dasar di wilayahnya yang memenuhi syarat kesehatan (Tribunnews).

Kebanyakan toilet di sekolah masih belum tersedia tempat sampah, sabun cair, alat dan pembersih toilet. Dan, dari jumlah ketersediaannya, jumlah toiletnya juga masih belum sesuai proporsi dibandingkan dengan jumlah peserta didik.

Dampak serius bagi kesehatan dan pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun