Minggu sore (5/10/2025), pukul 16.10 WIB, saya tiba di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Di depan taman, motor dan mobil terparkir rapi.
Beberapa pedagang kaki lima sudah siap dengan dagangan mereka: mie ayam, ketoprak, kopi, dan minuman dingin.
Meskipun papan larangan berdagang dan parkir berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 dan Nomor 5 Tahun 2014 terpasang jelas, larangan tersebut seakan tidak berlaku.
Taman seluas 16.328 meter persegi ini sudah berdiri sejak zaman Belanda dengan nama Booorgermeester Bisschopplein.
Kini, taman ini dikenal sebagai "Taman Persahabatan Seniman ASEAN" karena di dalamnya berdiri patung-patung karya seniman negara ASEAN.
Pemprov DKI bahkan mengklaim taman ini sebagai salah satu taman dengan kualitas terbaik di Jakarta, dilengkapi WiFi dengan kecepatan hingga 100 Mbps.
Saya melangkah masuk. Pengunjung duduk mengelilingi taman sambil menikmati ketoprak atau mie ayam. Ada yang sambil merokok, padahal papan larangan merokok terpasang di beberapa titik.
Di bagian tengah taman, berjejer kursi besi berwarna putih. Beberapa pengunjung duduk sambil menikmati pemandangan bunga dan pepohonan rimbun.
Pohon-pohon besar di taman ini antara lain: mahoni, Khaya, dan ketapang, tempat burung-burung bertengger dengan suara merdu.