Kami berjalan melintasi kerumunan orang di tengah-tengah alun-alun, menuju tepian danau Putrajaya. Danau buatan yang terletak di pusat kota ini sangat menakjubkan, kalau diamati pada malam hari.
Dilansir dari Wikipedia, luas danau ini mencapai 650 hektare, dirancang sebagai sistem pendingin alami kota, sekaligus tempat rekreasi, memancing, olah raga dan transportasi air bagi penghuni kota.
Dari tempat kami berdiri, ada sebuah jembatan kecil. Sayangnya, akses ke sana sudah ditutup, mungkin karena sudah larut malam.
Kami berhenti sejenak untuk mengambil foto dengan lanskap jembatan besar dan gedung-gedung perkantoran yang memantulkan cahaya lampu berwarna-warni.
Sesekali, saya mencuri pandang ke dalam sungai. Sekelompok ikan, entah apa namanya, sedang asyik bermain. Sungainya bersih dan jernih. Berada di sini, seperti berada di negeri dongeng.
Tidak jauh dari situ, ada sebuah Masjid yang berdiri megah. Namanya, Masjid Putra, yang menurut Idn Times berkapasitas 15.000 jamaah.
Masjid ikonik ini, dibangun bersamaan dengan pembangunan kantor Perdana Menteri yang posisinya berdekatan. Siapa pun yang datang ke Putrajaya dan melihat langsung Masjid ini akan terpukau.
Arsitekturnya dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan Islam, seperti pintu masuk utamanya terinspirasi dari pagar bangunan Persia.
Menara setinggi 116 meter terinspirasi dari menara Syaikh Omar di Baghdad. Dinding basement yang terinspirasi dari Masjid Sultan Hassan di Maroko.