"Pada pekan ini, akan ada tausiah, ada Opick, kemudian ada dari Gigi yang akan meramaikan perayaan kita," ujar Wakil Gubernur Rano sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.
Kalau melihat dari desain acaranya, maka car free night berpotensi menggairahkan sektor ekonomi rakyat, khususnya di lokasi-lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat.
Car free night juga dapat menjadi ruang kolaborasi antara komunitas, pelaku seni jalanan, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Di samping itu, kebijakan ini memberikan dampak simbolis dalam mengurangi kemacetan dan polusi udara pada malam akhir pekan. Kawasan Sudirman--Thamrin direncanakan akan ditata ulang supaya lebih ramah bagi pejalan kaki, pesepeda, dan pengunjung.
Dengan demikian, malam hari di kawasan tersebut---yang direncanakan dimulai pukul 22.00 WIB---dapat dinikmati secara bebas tanpa kebisingan dan polusi kendaraan bermotor.
Tantangan yang mungkin dihadapi
Namun demikian, sejumlah tantangan mesti diantisipasi sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan secara permanen.
Beberapa warganet sudah mengemukakan kekhawatirannya, terutama terkait potensi kemacetan baru yang mungkin timbul. Mereka menilai bahwa, Sabtu masih tergolong hari kerja, dan penutupan jalan dapat memperparah kepadatan lalu lintas di sekitarnya.
Untuk itu, Pemprov DKI mesti melakukan studi yang komprehensif guna memetakan dampak dari penutupan dan pengalihan arus lalu lintas. Tanpa perencanaan yang matang, car free night justru dapat menimbulkan masalah baru yang kontraproduktif terhadap tujuan awal kebijakan ini.
Selain itu, penyediaan sarana transportasi umum yang memadai dan mudah diakses menjadi keharusan.
Pemerintah mesti mempertimbangkan untuk memperpanjang jam operasional transportasi publik, seperti Transjakarta, MRT, dan Mikrotrans hingga larut malam.
Hal ini penting supaya masyarakat yang pulang kerja pada hari Sabtu tidak bergantung pada kendaraan pribadi mereka untuk mengakses kawasan car free night.