Selain itu, residu pestisida dapat terakumulasi dalam rantai makanan, membahayakan kesehatan manusia dan hewan.
Oleh karena itu, penerapan praktik pertanian ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu, sangat dianjurkan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Studi Kasus dan Rekomendasi Pemanfaatan Lahan Pinggir Sungai
Di berbagai daerah di Indonesia, pemanfaatan lahan pinggir sungai untuk pertanian telah dilakukan dengan berbagai tingkat keberhasilan.
Misalnya, di sepanjang Sungai Ciliwung, Jawa, beberapa penduduk memanfaatkan bantaran sungai sebagai lahan pertanian untuk menanam sayuran.
Namun, praktik ini menghadapi tantangan seperti risiko banjir dan kualitas air yang tercemar.
Selain itu, di beberapa daerah, aktivitas penambangan ilegal di sekitar sungai telah menyebabkan kerusakan lahan pertanian akibat erosi dan sedimentasi.
Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan lahan dan sumber daya air yang berkelanjutan untuk mendukung praktik pertanian di daerah aliran sungai.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk pemanfaatan lahan pinggir sungai yang berkelanjutan:
Pertama, pengelolaan kualitas air. Sebelum memanfaatkan air sungai untuk irigasi, lakukan uji kualitas air secara berkala untuk memastikan tidak adanya kontaminan berbahaya.
Jika ditemukan pencemaran, pertimbangkan penggunaan teknologi pengolahan air atau sumber air alternatif.