Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Konsisten mengangkat isu-isu yang berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama yang terpantau di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menavigasi Transisi Pemerintahan Baru

12 Oktober 2024   20:42 Diperbarui: 12 Oktober 2024   20:42 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Momen makan malam  Joko Widodo bersama presiden terpilih Prabowo Subianto | Sumber gambar: Dok. Kompas.com

Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada 20 Oktober 2024, banyak spekulasi beredar tentang bagaimana pemerintahan baru akan menavigasi transisi dari era Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Periode ini dinilai sangat penting, tidak hanya sebagai momen pergantian kekuasaan, tetapi juga untuk memastikan kelangsungan program pembangunan yang sudah berjalan selama hampir satu dekade terakhir.

Dengan semakin dekatnya waktu pelantikan, perhatian publik tertuju pada bagaimana Prabowo dan Gibran akan membentuk cabinet mereka, melanjutkan program-program strategis, dan menghadapi tantangan ke depan.

Tulisan ini akan membahas tiga poin utama terkait proses transisi ini, yaitu pendekatan akomodatif Prabowo, tantangan dalam penyelarasan program, serta harapan bagi masa depan pemerintahan baru.

Pendekatan Akomodatif Prabowo dalam Politik Koalisi

Salah satu langkah yang paling mencolok dalam transisi ini adalah keputusan Prabowo untuk merangkul berbagai kelompok dan kekuatan politik, termasuk beberapa menteri dari pemerintahan Joko Widodo yang dirumorkan akan kembali masuk dalam kabinet baru.

Pendekatan ini menunjukkan sisi akomodatif dari politik Prabowo, yang mungkin dipandang sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri serta menjaga kesinambungan kebijakan.

Pendekatan yang akomodatif ini bisa dilihat dari bagaimana tujuh dari delapan partai politik pemilik kursi di DPR periode 2024-2029 telah bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.

Ini adalah langkah yang cerdik dalam politik, karena dengan dukungan mayoritas partai, pemerintahan baru bisa lebih efektif dalam menjalankan agenda-agendanya.

Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa pendekatan ini bisa mengurangi dinamika politik di dalam parlemen.

Dengan minimnya oposisi, mekanisme check and balance bisa tereduksi, yang berpotensi memperlemah akuntabilitas pemerintahan.

Langkah Prabowo merangkul berbagai pihak ini juga mencerminkan niatnya untuk menjaga stabilitas politik, terutama di tengah keragaman politik yang ada di Indonesia.

Dengan menyatukan berbagai kekuatan politik di kabinetnya, dia mungkin berharap dapat mencegah konflik politik yang bisa menghambat pembangunan nasional.

Namun, tantangan utama dari pendekatan ini adalah bagaimana memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam koalisi ini bekerja untuk kepentingan rakyat dan bukan hanya untuk kepentingan politik jangka pendek.

Penyelarasan Program Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Agenda Prabowo-Gibran

Salah satu isu penting dalam setiap transisi pemerintahan adalah bagaimana menyelaraskan program-program yang sudah berjalan dengan agenda baru.

Dalam hal ini, pemerintahan Prabowo-Gibran akan menghadapi tantangan untuk melanjutkan program-program prioritas Joko Widodo, seperti proyek infrastruktur dan program sosial yang telah dimulai.

Pada masa pemerintahan Joko Widodo, pembangunan infrastruktur masif menjadi salah satu ciri khas pemerintahannya.

Proyek seperti tol laut, pembangunan jalan tol, dan pemindahan ibu kota baru telah menjadi simbol dari ambisi besar Indonesia untuk memperkuat ekonomi dan meningkatkan konektivitas antarwilayah.

Tantangan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran adalah bagaimana melanjutkan proyek-proyek ini tanpa meninggalkan jejak pemerintahan sebelumnya, sambil tetap membawa ciri khas baru yang diusung oleh pasangan ini.

Selain itu, agenda-agenda baru yang ditawarkan oleh Prabowo, seperti penguatan sektor pertahanan dan keamanan, serta peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, harus diselaraskan dengan program-program yang sudah ada.

Tantangan lainnya adalah menjaga keberlanjutan program-program bantuan sosial yang telah menjadi tumpuan masyarakat lapisan bawah.

Jika program-program ini tidak dijaga dengan baik, ada risiko meningkatnya ketidakpuasan publik yang bisa berdampak pada stabilitas pemerintahan.

Penyelarasan ini membutuhkan kehati-hatian. Di satu sisi, Prabowo harus menghormati warisan kebijakan Joko Widodo yang terbukti efektif.

Namun di sisi lain, dia harus menunjukkan arah baru yang sesuai dengan visi dan misinya, sehingga masyarakat dapat merasakan perubahan positif dari pergantian kepemimpinan ini.

Harapan untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bagi banyak rakyat Indonesia, harapan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran cukup tinggi, terutama terkait bagaimana mereka akan membawa Indonesia melangkah ke depan. Ada beberapa harapan utama yang diharapkan dari kepemimpinan ini.

Pertama, masyarakat berharap bahwa Prabowo dan Gibran dapat menciptakan pemerintahan yang bersih dan transparan.

Dengan banyaknya sorotan terhadap korupsi di kalangan pejabat publik selama beberapa tahun terakhir, pemerintahan baru harus menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberantas korupsi di semua tingkatan.

Keterlibatan tokoh-tokoh lama dari pemerintahan sebelumnya mungkin akan dipandang sebagai tanda keberlanjutan.

Namun, perlu ada jaminan bahwa mereka dipilih bukan semata-mata karena kepentingan politik, melainkan karena kompetensi dan integritas mereka.

Kedua, banyak yang berharap bahwa Prabowo-Gibran mampu menghadirkan stabilitas politik dan keamanan di Indonesia.

Di tengah ancaman global, baik dari segi ekonomi maupun keamanan, Indonesia memerlukan pemimpin yang mampu menjaga kestabilan dalam negeri sambil tetap berperan aktif di kancah internasional.

Prabowo, dengan latar belakang militer dan pengalamannya di bidang pertahanan, diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Ketiga, harapan besar juga muncul dari kalangan anak muda, yang melihat Gibran sebagai simbol generasi baru pemimpin Indonesia.

Gibran, yang selama ini dikenal dengan gaya kepemimpinan yang lebih segar dan inovatif, diharapkan dapat membawa semangat perubahan yang progresif, terutama dalam bidang teknologi, ekonomi digital, dan pemberdayaan ekonomi kreatif.

Penutup

Sebagai penutup: Transisi pemerintahan dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming akan menjadi momen penting bagi Indonesia.

Dengan pendekatan politik akomodatif, penyelarasan program yang matang, dan harapan yang tinggi dari masyarakat, pasangan Prabowo-Gibran diharapkan dapat melanjutkan pembangunan yang sudah berjalan serta membawa inovasi baru untuk menjawab tantangan masa depan.

Pada akhirnya, semua langkah yang diambil oleh pemerintahan baru harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan Indonesia menuju era yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun