Mohon tunggu...
Billy Maleng
Billy Maleng Mohon Tunggu... Teknisi - Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.

saya berpikir maka saya ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petani Pasir di Kali Mati

15 Februari 2021   10:13 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto www.bloranews.com

ada seorang petani pasir yang cacat mata sebelah kirinya sedangkan mata sebelah kanan sudah mulai kabur akibat sakit kepala yang berkepanjangan. Ia hidup sebatang kara di sebuah kali yang mati. Setiap hari ia menelusuri jalan kali itu untuk mencari pasir dan mengumpulkannya di karung karung kecil untuk dijual ke pembeli. 

Walaupun dimusim kemarau sulit mendapatkan pasir yang bagus, petani tersebut berusaha mencari dan menggali  lalu memisahkan pasir yang halus dan kasar. Kalau di musim penghujan ia menanam pohon pisang dan sayur sayuran yang bisa dimakan.

Pada suatu hari datang musim hujan, banjir besar datang dari gunung pertama kali melewati kali mati itu mendatangkan rejeki untuk sang petani pasir. Keesokan harinya sang petani bergegas kembali melewati kali itu untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia kaget ketika melihat tumpukkan sampah yang begitu banyak menutupi kali itu.

Dengan penuh semangat petani pasir membersihkan sampah yang ada di kali. Ketika pekerjaannya selesai ia beristirahat sejenak dibawah pohon kesambi. karena kelelahan ia tertidur dan bermimpi seorang putri cantik datang memberikan sebuah karung berisi emas.tetapi petani itu menolaknya dan berkata untuk apa semua ini putri ! aku tidak pantas mendapatkan, ini sudah menjadi tugas dan kewajibanku. 

Sang putri tersenyum lalu menjawab wahai petani pasir tugasmu begitu mulia, banyak sekali yang sudah engkau lakukan untuk kali mati ini, baiklah jika hadiah dariku ini kau tolak maka apa yang harus kuberikan untukmu ? dengan spontan sang petani menjawab aku ingin melihat normal kembali. Seketika itu juga ia kaget dan terbangun dari tidurnya namun tidak terjadi apa- apa pada matanya, mungkin hanya mimpi berkata dalam hati.

Setelah melewati musim penghujan, sebuah sedan putih berhenti depan sebuah gubuk tua, turun dari mobil seorang perempuan cantik berbaju putih menghampiri sang petani pasir, bapak saya mau beli semua pasir ini. Mata bapak berkaca-kaca ia begitu terharu, hanya sebuah kalimat yang ia ucapkan terima kasih ibu. 

Bapak jangan bersedih lagi sambil memberikan uang, ibu itu memperkenalkan diri dan bekata bapak mulai hari ini bapak jangan takut saya akan mengurus bapak. Saya seorang dokter spesialis mata, saya akan membuat mata bapak bisa melihat kembali dikehidupan ini .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun