Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) biasanya meningkat pesat seiring datangnya musim hujan. Dilihat dari kasus terdahulu, maka perlu digalakkan pemberantasan sarang nyamuk. Di musim penghujan seperti sekarang ini DBD jadi ancaman yang mematikan bagi masyarakat, sehingga perlu menjadi perhatian yang serius selain Covid-19 yang sedang melanda negeri ini.
Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kasus DBD tertinggi, yang mana rata-rata menimpa mereka yang berusia 5-14 tahun, dan mereka dalah anak-anak.
Berkaca dari pengalaman dan kasus-kasus tersebut, Bhabinkamtibmas Desa Kolisia/Desa Done Bripka Yohanes Aprilyance bersama dengan Jumantik dari puskesmas magepanda dan para ketua rt melakukan pemantauan dan pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Kepada penulis Bripka Yance (sapaan akrabnya) menyatakan dalam mendukung Upaya Polri peduli Wabah DBD, ia selalu menyampaikan dan menghimbau kepada masyarakat di desa binaanya agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal apalagi dalam masa musim penghujan saat ini, selain itu Bripka Yance juga mengajak warga binaanya untuk memberantas sarang dan jentik nyamuk dengan cara 4M+ Â diantaranya, menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan dan memantau jentik nyamuk. Warga juga dihimbau agar menggunakan kelambu, memakai obat nyamuk dan tidak menggantun pakaian bekas pakai serta menabur Abate di tempat penyimpanan air yang mana dapat mengakibatkan nyamuk bersarang dan bekembangbiak.
Pantauan penulis, setelah selesai melaksanakan kegiatan pemantauan dan pemberantasan sarang nyamuk, Bhabinkamtibmas Desa Kolisia B/Desa Done bersama tim Jumantik Puskesmas Magepanda beserta Kepala Desa dan Staf melaksanakan evaluasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan.