Mohon tunggu...
Bilkis Saba
Bilkis Saba Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Masih dalam proses belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cahaya untuk Kehidupanku, Mata untuk Penglihatanku

3 Desember 2020   02:11 Diperbarui: 3 Desember 2020   02:16 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era yang semua serba digital ini, tidak dipungkiri anak-anak yang ada juga mengerti bahkan menjadikan itu sebagai aktifitasnya dalam kesehariannya selain bermain didunia nyata mereka pula bemain didunia maya. 

Kelalaian orangtua yang tidak memfasilitasi sejak dini dengan memperhatikan jam serta kedisiplinan dalam mengguanakan gawai mampu mengakibatkan hal negatif, salah satunya kerusakan pada  proses perkembangan mata anak. 

Kerusakan yang biasa anak-anak alami dewasa ini adalah rabun jauh. Rabun jauh yang akrab disebut dengan mata minus atau dalam bahasa kesehatannya adalah miopi. Merupakan salah satu gangguan pada mata dimana bayangan benda jatuh persis didepan retina. Penggunaan kacamata  berlensa cekung atau negatif merupakan salah satu cara untuk membantu melihat dengan normal.  

Dulu ketika saya masih di bangku sekolah dasar, mereka yang menggunakan kacamata adalah Bapak dan Ibu Guru yang lanjut usia dan hanya menggunakannya ketika sedang mengoreksi hasil tugas kami. Yang berarti mereka hanya membutuhkannya untuk membaca saja tidak untuk kegiatan yang lainnya. 

Namun jika ditilik dewasa ini ternyata anak-anak masih masih menginjak sekolah di pra sekolah pun ada juga yang sudah memakai kacamata dan menggunakannya secara terus menerus dan menjadikan itu sebagai alat bantunya untuk melakukan aktifitas sehari-hari.

Dalam pendidikan inklusi tidak memandang mereka siapa dan bagaimana, tetapi bagaimana menjadi seorang pendidik yang mampu mendesain dengan berfariasi, beprilaku adil, unik, serta menyesuaikan dengan kompetensi anak.

Ketika ada salah seorang siswa  yang menggunakan kacamata didalam suatu kelas itu menandakan dia memiliki kebutuhan yang seharusnya diketahui oleh pendidik. Memberikannya tempat duduk yang lebih sesuai agar membantu berjalannya pembelajaran tanpa mengabaikan  peserta didik lainnya.  

Mendisplinkan dan mempola hidup yang sehat mampu mengurangi kerusakan-kerusan yang terjadi diluar dari pemberian Tuhan yang diberikan sejak lahir. Menjaga dan merawatnya dengan baik menjadikan hal tersebut sebagai lading tempat bersyukur atas yang dianugerahi. 

Serta tidak membedakan pula mereka yang berbeda degan kita, pada dasarnya sama mereka pun mampu melihat namun bukan dengan mata tapi degan hati nuraninya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun