Mohon tunggu...
Biladi Muhammad
Biladi Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Opini Mahasiswa

Berisi karya dan tulisan berita berdasarkan kacamata mahasiswa. Tulisan dari Biladi Muhammad Wiragana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kasus Covid Melonjak, Kesadaran Masyarakat Menurun (?)

24 Januari 2021   14:02 Diperbarui: 24 Januari 2021   14:28 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah menjadi makanan setiap hari sepertinya berita tentang pandemi Covid-19 di media-media konvensional, televisi, maupun media baru (online). Sudah 10 (sepuluh) bulan berlalu sejak pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19 hingga kini dengan total 858 ribu total yang terjangkit kasus Coivd-19, 703 ribu berhasil sembuh dan 24.951 di antaranya meninggal dunia.

Namun setelah semakin ganasnya pandemi, makin ke sini tingkat kesadaran masyarakat sepertinya semakin kendor. Masih ingat di ingatan saya waktu awal pandemi tren jemur diri saat pagi untuk meningkatkan imunitas tubuh, vitamin C yang langka di mini market, hingga tren bersepeda bagi warga kota. Kini jangankan meningkatkan imunitas, menggunakan masker saja sudah mulai abai. Kebanyakan masyarkat enggan menggunakan masker saat berkumpul dengan rekan ataupun kerabat mereka karena mereka percaya bahwa mereka dan rekan ataupun kerabat dalam kondisi sehat dan dalam lingkungan yang bersih dari Covid-19 yang sebenarnya alasan yang dibuat-buat.

Di daerah sub-urban sendiri misalnya, daerah penyangga Jakarta, di Parung Panjang, Kabupaten Bogor sejak awal pandemi hingga memasuki tahun 2021 sudah banyak kasus Covid-19 bahkan sudah ada juga yang tidak terselamatkan. Tetapi tidak membuat kesadaran masyarakat meningkat. Bahkan ketika pandemi jalanan utama perumahan komersil Sentraland lebih ramai dibanding sebelum pandemi. 

Minimnya Edukasi Pemerintah

Sejak awal pandemi, kurangnya edukasi pemerintah kepada warga menjadi persoalan utama. Operasi yustisi pun dinilai oleh pengamat hanya untuk menekan tingkat pelanggaran bukan meningkatkan kesadaran akan bahaya Covid-19 sehingga masih banyak masyarakat yang abai dengan prokol kesehatan ketika tidak ada operasi yustisi.

Operasi yustisi di Parung Panjang pun bersifat formalitas hanya untuk laporan kegiatan kepada atasan, karena operasi dilakukan di jalan raya bukan di pusat kerumunan masyarakat. Di pusat kerumunan masyarakat masih banyak warga yang abai protokol kesehatan, jangankan jaga jarak, menggunakan masker saja sudah banyak yang melanggar.

PSBB Atau PPKM, Terlalu Banyak Istilah

Sejal awal pandemi, pemerintah hobi sekali mengganti istilah-istilah dalam menangani Covid-19, dari mulai penggantian istilah ODP, PDP, OTG yang diganti dengan istilah baru, PSBB yang sekarang dengan istilah baru untuk Jawa-Bali, New normal, PSBB Transisi, PSBB Pra Adaptasi Kebiasaan Baru, dan lain-lain. Pemerintah sepertinya gagal dalam hal tata bahasa yang tepat agar membuat masyarakat mudah memahami, malah menambah istilah-istilah baru yang semakin rancu di masyarakat.

Banyak warga di daerah Parung Panjang khusus untuk para pedagang yang belum mengetahui istilah PPKM untuk Jawa-Bali ini. Edukasi pun hanya berlaku di media-media yang tidak meraih kalangan kecil. Hidup di tengah pandemi saja sudah sulit dan kini pemerintah mempersulit dengan istilah baru.

Kesehatan atau Perekonomian

Pusat kegiatan masyarakat Parung Panjang yang berada di tengah komplek perumahan komersil membuat mudah di jangkau oleh masyarakat, sehingga banyak pedagang ataupun pelaku bisnis lainnya yang berpusat di daerah yang dinamai perumahan Sentraland ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun