Mohon tunggu...
Emes Bowie
Emes Bowie Mohon Tunggu... -

Writer & Author

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arkeolog: Tidak Ada Piramida di Gunung Padang

10 November 2018   20:03 Diperbarui: 11 November 2018   12:31 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar akhir 2011, mencul kabar menggemparkan. Ada piramida di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, yang diduga lebih tua dari piramida-piramida di Mesir. Isu ini menggelinding liar, menghiasi berita-berita di media massa dan perbincangan masyarakat luas.

Orang pun ramai-ramai ingin melihat langsung keberadaannya. Pengunjung yang membludak memberi pemasukan bagi pengelola situs pra sejarah ini. Namun, dampak negatifnya, masih adanya pengunjung bertabiat negatif, menyebabkan beberapa kerusakan dan menyisakan sampah yang berserakan.

Beruntung, Gunung Padang punya masyarakat yang cukup peduli terhadap kelestariannya. Salah satunya Yayasan Dapuran Kipahare, yang menaungi komunitas-komunitas masyarakat yang dengan sukarela merawat situs-situs cagar budaya, seperti situs Gunung Padang.

Meski sulit dibendung, para pakar dan arekolog telah mencoba membatah tentang piramida Gunung Padang. Sudah lebih 30 tahun, mulai 1984, Dr. Lutfi Yondri, peneliti utama dari Badan Arkeologi Bandung, telah meneliti dan melakukan eskavasi situs Gunung Padang.

Sejak saat itu hingga sekarang, ia dan tim peneliti lain tidak menemukan adanya piramida di bukit yang bernama Gunung Padang di kabupaten Cianjur ini. Usianya pun tak setua piramida yang ada di Mesir.

"Saya sudah melakukan pertanggalan karbonnya, Gunung Padang itu dibangun di era pra sejarah, sekitar 117 SM - 45 SM. Kalau kita lihat pembabakan budaya itu di era paleometalik," jelas Lutfi, usai menyampaikan materi tentang Gunung Padang kepada relawan Forum Peduli Gunung Padang dari Yayasan Dapuran Kipahere, di Cianjur, Sabtu (3/11/2018).

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Munculnya isu piramida, menurut Lutfi, tak lepas dari adanya pihak-pihak yang ingin mengemas hal tersebut untuk menandingi sesuatu. "Jadi piramida nggak ada, koin purba nggak ada, semen purba nggak ada, pasir peredam gemba nggak ada, reaktor hidroelektrik nggak ada," tegas Lutfi.

Ia juga menceritakan bagaimana ia dan para arkeolog bergulat dengan tim yang dibentuk pemerintah. "Pada saat ramai masalah gunung padang itu (diisukan sebagai piramida), kami diberi dana untuk penelitian lebih dalam.

Dari situ pergulatan yang luar biasa, saya jadi ketua tim bergulat dengan tim yang dibentuk pemerintah SBY saat itu di antaranya Andi Arief. Mereka menggulirkan berbagai isu tentang adanya piramida, kita mencoba membantah dan membuktikan secara arkeologis."

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
"Kita eskavasi, kita dudukan kembali, penelitan berbasis pelestarian. Kita rekam situs gunung padang dengan alat fotogrametri. Ini bisa dipindah ke gambar tiga dimensi, kita bisa menghitung berapa jumlah batu yang ada di gunung padang ini."

Luthfi menyatakan, di bawah hamparan teras situs Gunung Padang itu semuanya hanyalah tanah. "Jadi ada tanah masa lalu, setelah sekian ribu ditinggalkan baru dibangun punden berundak di atasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun