Mohon tunggu...
zahwan zaki
zahwan zaki Mohon Tunggu... Administrasi - Alumni IAIN SAS Babel (Pendidikan) dan Alumni STIA-LAN Jakarta (Bisnis)

Hobi melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah ditempuh dan terus mencoba menggerakkan pena, menulis apa yang bisa ditulis, paling tidak untuk bisa dibaca segelintir orang.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wah, di Babel Juga Ada Giring, Mungkin Mau Merubah Nasib Petani Karet dan Lada?

28 Agustus 2020   10:38 Diperbarui: 28 Agustus 2020   10:29 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Baliho Giring di Pangkalpinang / Dokpri.

Duhai calon Presiden 2024, harga karet petani kami ini jauh dari harga normal. Kondisi ini sudah berlangsung lama. Sepengetahuan saya, dalam kurun lima tahun terakhir ini, harga karet tidak pernah menyentuh harga normal lagi. Mau tahu berapa harga normal 1 kg karet itu? Paling tidak 1 kg karet dihargai 1 kg beras. 

Kedua, harga komoditas lada atau sahang. Sama halnya dengan harga karet, harga lada pun berada pada harga tergolong murah. Berapa harga lada saat ini? Untuk tingkat pengepul di kampung, dihargai per kilo gramnya masih di bawah Rp.50.000. 

Duhai calon Prediden 2024, mau tahu berapa harga lada yang diinginkan petani kami? Tidak usah tinggi-tinggi, Rp.100.000 / kg nya, para petani sudah bisa bernafas lega, apalagi lebih dari itu.

Sudah terlalu lama petani lada kami tidak merasakan nikmatnya harga lada. Padahal, petani lada sudah lama merindui harga yang tinggi, harga yang sebanding dengan biaya pengeluaran untuk berkebun lada. 

Saat harga lada sedang tinggi, tidak sedikit kehidupan petani lada kami membaik secara ekonomi. Melalui kebun lada tersebut para petani kami bisa mengantarkan pendidikan anak-anaknya hingga sarjana. 

Kemudian, para petani kami bisa membangun tempat tinggal baru atau merenovasi rumahnya, para petani kami berduyun-duyun mendaftar ibadah haji dan para petani kami mampu membelikan kendaraan, baik motor maupun mobil.

Tetapi itu tempo dulu, saat harga lada pernah direntang harga Rp.100.000 s.d 150.000 per kilo gramnya. Kini sudah beda, harga lada tidak mampu mengangkat derajat hidup petani lada lagi. Akhirnya tidak sedikit petani lada tidak berkebun lada lagi, mereka banyak pindah berkebun tanaman yang lain dengan resiko kerja yang lebih rendah.

O ya, sebelumnya saya pernah mengulas tentang petani karet dan lada ini di Kompasiana juga. Barangkali sudi untuk membaca bagaimana getirnya nasib petani karet dan lada di Bangka Belitung. Tulisan tersebut berjudul “Petani Karet: Sampai Kapan Derita Kami Berakhir?” dan tulisan yang berjudul “Jeritan Hati Petani Lada”.  

Duhai calon Presiden 2024, bantu petani karet dan lada kami untuk menaikkan harga taninya. Buat mereka tersenyum sumringah, buat mereka bisa membahagiakan keluarganya dan jangan biarkan mereka menderita lagi.

Saya selaku anak petani merasa bangga jika bapak calon Presiden 2024 mau mendengar jeritan hati petani  karet dan lada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bukankah kita bebas bersuara untuk kepentingan nasib rakyat, seperti halnya alasan bapak ketika memberanikan menjadi calon Prediden 2024, yaitu “Giring Kemajuan, Giring Kebebasan dan Giring Kebaikan”.

Akhirnya, saya tutup tulisan kali ini dengan mengutip kata-kata dari calon Presiden 2024 seperti berikut: “Pilihan buat kita cuma dua. Diam dan melihat orang lain menentukan arah masa depan, atau turun dan terlibat menentukan masa depan seperti yang kita inginkan”.

Sekali, lagi bantu petani kami!

Salam hangat dari anak petani karet dan lada Bangka Belitung.

Sekian. (ZZ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun