Di Sebuah ruang tunggu kamar bersalin. seorang ibu usia sekitar limapuluh tahun tampak gelisah mondar - mandir. Wajahnya terlihat cemas dan kuatir. Sesekali ia berhenti dan menunduk sambil bibirnya berbisik. Seuntai tasbih ada di tangannya. Jari jemarinya terus bergerak menggulirkan manik-manik tasbih itu.
" Menunggu anaknya melahirkan bu? " sapaku membuka percakapan.
"Iya suster, anak menantu saya sedang berjuang melahirkan, itu cucu pertama saya" kata ibu tadi.
" Oya selamat ya bu, semoga bisa segera lahir dan sehat" jawabku.
Aku tersenyum sambil menyapa seorang teman bidan yang sedang membawa kereta bayi menuju ruang bersalin.
" Sudah hampir melahirkan ya bu Ratna?" tanyaku.
"Belum Mbak, masih pembukaan 2 cm" jawab bidan jaga tersebut.
Jarum jam dinding di ruang tunggu kamar bersalin menunjukkan pukul 02;00 WIB. Malam ini hujan angin deras sekali. Ibu tadi tak kelihatan lagi. Ku cari di ruang tunggu juga tidak ada. Hanya ada tas - tas dan selimut bertumpuk di pojok ruang tunggu. Kudekati. Ku lihat ada sandal jepit merah sepasang.Ya ampun, aku kaget saat terlihat ujung kaki menyembul diujung selimut. Aku jongkok pelan-pelan.
"Ibu,mengapa tidur di lantai? nanti masuk angin lho?" kataku berbisik. Ku pegang kakinya untuk membangunkan.
"Ndak apa suster, kalau tidur di kursi panjang itu nanti saya jatuh, soalnya kadang suka ngelindur" jawab ibu itu sopan sekali.
"Ibu mau teh hangat, saya ambilkan" kataku.