Mohon tunggu...
Bibi Young
Bibi Young Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Penulis yang sibuk mengurus anak dan suami serta sesekali membersihkan rumah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ke Mana Puan Maharani di Tahun 2024?

18 Oktober 2020   19:02 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang terbaru ya kejadian beberapa hari lalu tentang Undang-undang Cipta Lapangan Kerja. Karena satu gerak saja, yakni mematikan mic, dia jadi bahan bullyan kiri kanan. Boro-boro mengunduh simpati, pengerahan pasukan di media sosial pun tak mampu membendung suara rakyat yang terlanjur emosi. 

Dengan rentetan PR yang mesti diselesaikan itu, Puan mesti berjuang agar tingkat elektabilitasnya melambung minimal dua digit. Padahal untuk mendulang elektabilitas mencapai dua digit dalam 2 tahun bukan perkara mudah. 

Sebagai gambaran, pada pilpres 2013 silam tiga bulan sebelum ditetapkan sebagai calon presiden, Joko Widodo mengantongi tingkat elektabilitas mencapai 34,7 persen. Padahal sekitar satu tahun sebelum Pilpres (Juli 2013) tingkat elektabilitas Jokowi hanya sekitar 20 persen. Sementara elektabilitas Megawati Soekarnoputri mencapai 13 persen. 

Melihat dinamika tersebut, Megawati mesti mengubur ego dan mengutamakan kepentingan partai. Langkah menetapkan Joko Widodo itupun terbukti tepat karena PDIP setelah sekian periode terkungkung akhirnya keluar sebagai partai pemenang pemilu. 

Berkaca dari realita itu, jika dalam dua tahun tersisa elektabilitas Puan mencapai minimal 20 persen, kemungkinan besar dia akan melenggang sebagai calon presiden. Sebaliknya, jika tidak mencapai 20 persen dan tetap berharap PDIP kembali jadi pemenang pemilu, lebih baik Puan memilih sebagai Ketua Umum PDIP. Dan menyerahkan rekomendasi pada tokoh dengan elektabilitas tertinggi, sebagaimana dialami Jokowi. 

Tapi apapun itu, politik bukanlah hitung-hitungan matematika. Bukan pula hitung-hitungan dia trah siapa. Jika hanya mengandalkan emosi, kekuatan yang telah disusun sekian puluh tahun dalam sekejap akan terdegradasi. 

Tabik! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun