Terlalu sakit untuk diingat. Saat kau memang benar-benar berada dalam hatiku. Mungkin tak pernah kau sadari. Bagaikan bunga yang tak mengerti siapa itu lebah. Terpikirkan olehku bayangan kerudung cokelatmu. Yang memang hanya tiga foto usangmu yang aku punya. Terlalu lama aku mengharapkanmu. Tapi, aku bukanlah lelaki yang berani untuk mengenalmu. Pemalu pendiam itulah yang ku punya. Tak pernah mengerti bagaimana mengatakanya padamu. Karena memang aku ini apa adanya. Hanya menjadi “borok” yang tak akan pernah sembuh. Hanya apabila aku menatap matamu, sedikit sakit itu hilang sebentar. Tapi, nanti kembali lagi. Tolong hampir gila aku dibuatmu. Atau aku memang benar-benar gila? Berkhayal yang tidak akan mungkin terjadi. Atau kapan itu akan terjadi. Aku tidak sabar. Karena memang kau tak pernah membuatku sabar.