Mohon tunggu...
bambang hermansyah
bambang hermansyah Mohon Tunggu... -

Saya adalah pria asal Kalimantan Barat, menempuh studi di Pascasarjana Universitas Indonesia. Aktif di Dewan Kerja Nasional, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

6 Jam di Kota Solo

29 Juli 2011   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:15 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Kota ini sudah lama menjadi perhatian ku, sekaligus kota yang sudah sejak lama juga ingin Aq singgahi, dan sejak lama pula harus Aq pendam karena waktu dan dana yang belum mengijinkan.Hehehe... Ada beberapa alasan Solo atau di kenal juga Surakarta ingin Aq singgahi, pertama berdasarkan cerita orang - orang, media, dan buku yang Aq baca masyarakat Solo ramah dan baik - baik, kota yang tenang dan aman .Benar nd ya?Ikuti cerita Q, nanti Qt buktikan.Kedua, Kota ini mempunyai Keraton yang masih terawat, terjaga dan berfungsi selayaknya keraton atau kerajaan tempo doloe. Alasan ketiga kota ini terkenal juga dengan kerajinan batiknya, bahkan ada yang namanya Kampung Batik (Aq sempat mampir). Alasan selajutnya adalah tentu berkaitan dengan kesukaan ku tentang politik, pemerintahan dan kebijakan. Tentu bertanya - bertanya, apa kaitannya? Kota Solo untuk beberapa tahun belakangan menjadi perbincangan dan pembahasan hangat di media, karena kebijakan Sang Walikota, Joko Widodo yang dapat mengubah Kota Solo semakin baik dan tentunnya pro rakyat. Misalnya Joko Wi, sapaan akrab untuk Walikota melakukan kebijakan penghijauan di Kota Solo, melakukan pemindahan sekaligus penataan PKL (Pedagang Kaki Lima) ke tempat yang sudah di tentukan, tanpa ricuh, tanpa penolakan dari PKL itu sendiri, sebagaimana daerah - daerah lainya ketika terjadi penertiban PKL pasti di warnai kericuhan. Kota ini juga memilki objek wisata tata kota yang termasuk baik di Indonesia, sarana transpotasi tergolong baik, bahkan satu - satunya di Indonesia yang memiliki bus bertingkat serta KA yang melintas di di dalam kota dan pemberhentiannya di dalam kota pula, seperti di negara Eropa (Jerman, Inggris dan Francis) meski Aq sendiri belum pernah ke Eropa.Hehehe...baru sampai di Afrika.

Cukup banyak memang alasan Q untuk datang ke Kota Batik ini. Perjalanan menuju Kota Solo, di awali dari UGM (Universitas Gajah Mada) kebetulan tanggal 12 - 18 Juli 2011, ada kegiatan Lustrum Gudep UGM. Sebenarnya dari malam keberangkatan Aq ragu-ragu juga ke Solo, selain Aq sendiri perginya, belum tahu jalan pula. Keraguan itu ketepis, Aq bergegas untuk mandi, tepat Jam 7 pagi Aq pamit dengan Kakak - Kakak yang ada di UGM. Dengan baju kaos hitam (baju yang kemarin baru di beli di Malioboro), celana yang tidak terlalu hitam, sandal kesukaan buatan Kota Bandung, serta Tas gendong berwarna Hitam, tidak lupa Kamera Digital, Laptop juga Aq bawa, sudah masuk dalam tas Q. Ok Kak Zawa (yang mengantar ku stasiun Kereta Api) kita berangkat. Dengan sepeda motor kepunyaan Mahasiswa Teknik Fisika ini, Aq di antar menuju stasiun Lempuyangan menuju Solo. Sesampainya di stasiun Jam menunujukan Jm 7.30 pagi, Kak Zawa menuntun Q untuk membeli tiket, dengan harga Rp 9000, untuk waktu tempuh 1.30 - 2 Jam relatif murah ongkosnya. Tetapi Jam keberangkatan ke Solo harus menunggu 1 Jam ke depan alias Jam 08.30. "Kak Zawa, kalau masih ada kerjaan tidak apa - apa Saya sendiri disini lagian masih 1 Jam kereta berangkat, kata ku. Baiklah, Aq tinggal ya kata Zawa. Ok balas ku".

Dengan membaca Koran dan searching di internet tentang Solo, tidak lupa FB an pastinya....tak terasa 1 Jam telah berlalu. Pemberitahuan petugas KA, bahwa kereta apai tujuan Solo akan segera masuk. Ku matikan Lap Top, ku tutup Koran segera, Q masukan ke dalam tas, Q bergegas menuju peron kereta. Karena takut berdesak - desakan dan rebutan seperti naik kereta di Jakarta, ternyata dugaan Q salah. Tidak ada desak - desakan dan tempat duduk masih ada yang kosong, buktinya di sebelah ku masih ada yang kosong. Bismillah...perjalanan ke Solo Aq mulai dengan benar - benar Solo (artinya: sendiri), tiada teman, pacar apa lagi. Dalam perjalanan Q habiskan waktu dengan membaca Koran, sebagain besar berita Koran memuat berita korupsi. Huffft....!Sekali - kali ku lihat penumpang di sekililing, dan gerbong KAnya, dalam hati Q begitu bersih KA ini, tidak ada coretan, cat yang masih mulus, sampah tidak ada di lantai. KA ini sama dengan KA Ekonomi AC Jurusan Jakarta Kota - Bogor, atau sekarang sudah diganti dengan KA Commuter Line, kereta langganan jika ke Kampus kebanggan Q di UI Depok. Sama bersihnya, sama bagusnya, tapi sayang kedua KA ini, dan mungkin banyak lagi KA lainya masih buatan luar negeri, seperti Cina dan Jepang, kapan ya?Negeri yang bernama Indonesia ini dapat membikin KA utuh Made In Indonesia, sehingga tidak ada lagi tulisan Cina atau Jepang tertempel di Gerbong.Ya sudahlah...mugkin nanti. Ku lanjutkan dengan membaca Koran,,,,sampai - sampai Aq lupa mengapa Aq memilih KA ke Solo, tidak lain ingin melihat pemandangan, hamparan sawah, dan perkampungan yang masih alami banget,,, hampir saja Aq lupa saking asyik membaca. Q masukan Koran ke dalam tas, agar tak menggangu pemandangan alam yang begitu indah.

Banyak padi dan sayuran di tanam sepanjang rel kereta, lagi - lagi pikran politik, kebijakan, dan pemerintahan Q muncul. Hehehe...Negeri ini masih sangat luas....luas sekali, panjangnya dari Sabang - Marueke, lebarnya dari Miangas sampai Pulau Rote. Lahan pertanian tentu masih banyak tersisa, tapi kenapa kita masih kekurangan beras, kekurangan sayur, kekurangan buah - buahan, bahkan untuk menutupi kekurangan tersebut harus dengan kebijakan impor. Kebijakan konyol, yang siapa pun pejabatnya bisa membuat kebijakan seperti itu. Jika kurang duit pinjam atau jual barang yang kita miliki?Siapa pun bisa...tidak ada kebijakan supaya impor tidak ada lagi secara berkelajutan. Catatan satu lagi, menurut HKTI produk pertanian untuk memasok seluruh Indonesia berpusat di Pulau Jawa. Pada hal dari segi luas, untuk pertanian terutama beras, Pulau Jawa sangatlah kecil untuk memenuhi 230 Juta penduduk negeri ini. Jika ada sesuatu terhadap Pulau Jawa, misalnya Banjir Bandang (jangan sampai terjadi tentunya) maka wajar akan terjadi kekurangan pangan di Republik ini. Lalu mengapa tidak diberdayakan lahan yang masih luas di Kalimantan, Sumatera bahkan timur Indonesia?Untuk memuhi kebutuhan rakyat di negeri yang kita cintai ini. Ada yang salah dalam kebijakan pangan?Iya nd?

Ups...knapa cerita ini ya??Stasiun demi stasiun yang selama ini hanya Aq dengar dan baca melalui media Aq singgahi dan Aq lewati. Stasuin tujuan akhir pilihan Q Solo Balapan, sudah ada di hadapakn Q. Dalam benak Q, stasiun ini pasti bagus, pasti ada yang istimewa.Kenapa? Karena ada Judul lagunya "Stasiun Balapan", yang di bawakan penyanyi kawakan, dan juga idola Q, Dedi Kempot. Ternyata setelah Aq lihat kiri - kanan, tak ada yang istimewa mungkin kerena di jadikan lirik lagi maka terasa istimewa. Trimkasih tentunya untuk Mas Dedi, karena telah menjadikan Stasiun ini terkenal, dan banyak di kunjungi orang salah satunya Aq. Dan Mas Dedi juga, gara - gara lagu ini terkenal sampai ke Manca Negara, sudah 6 kali di undang ke Suriname salah satunnya karena lagu ini. Mas Dedi juga harus berterimkasih pula dengan Stasiun Solo Balapan! Tidak lupa Q kelurkan Kamera untuk Aq abadikan apa yang menurut Q, bagus dan menarik salah satunya tulisan SOLO BALAPAN.Waw....!Solo

Aq mulai bingung, kemana kaki ini akan melangkah, pakai kendaraan apa, kepada siapa Aq bertanya?Kebingunagn ini hanya sesaat, toh Aq masih di Indonesia, orang Solo juga baik - baik, dan yang pasti kan anak Pramuka.Lanjut,,,keluar dari stasiun Aq memperhatikan sekeliling, mempelajari medan dulu. Keluar dari stasiun Aq bertanya dengan Ibu penjaga warung, sekalian isi pulsa dengan Ibu itu, biar pertnyaan Q dijawab dengan baik, dan sebagai ucapan terimkasih kepada beliau. Dan benar, Aq diarahkan dengan baik, Aq di layani dengan baik. Ada raut keramahan dan kebaikan dari Ibu ini...Adek dari mana tanya beliau dengan lembut; Jakarta Bu, jawab ku dengan halus pula (dalam hati Q,asli'y Kalimantan Bu) lalu ku sambung lagi, tadi dari Jogja Bu.Ooo,,jawab Ibu itu lagi. Sekarang mau kemana?Tujuan ku sementara dua, pertama Balai Kota, kedua Keraton Solo. Lalu beliau mengarahkan bisa naik Ojek, atau bisa juga naik angkot. Kalu naik angkot Adek harus jalan kaki, nanti ada lampu merah belok kanan dan tunggu angkot warna merah. Kalau naik ojek, di sini juga ada kata beliau". Ku putuskan untuk naik angkot, kebetulan selain murah, dapat menikmati dengan perlahan setiap jengkal Kota Solo dan tujuan lainya Aq bisa menggali informasi lebih banyak lagi dengan penumpang angkot tentang Kota Solo. Kebetulan jarak antara Keraton Solo dan Balai Kota tidak terlalu jauh, satu kali Dayung 2-3 pulau terlampaui iii....!Dengan berjalan kaki sebentar, sudah Q temui lampu merah dan angkot yang berwarna merah. Untuk memastikan Q tanya wanita sebaya Q dan Ibu di pinggir jalan mengenai angkot menuju Keraton Solo. Iya Mas, pakai Angkot Merah kta'y. Dengan menyeberang jalan,angkot merah itu pun ada. Seolah - olah memang disediakan untuk menjemput Q.Kbetulan aja kali ya??

Hufft...Aq duduk di dalam angkot, biasa pilihan favorit Q, duduk di paling ujung angkot, entaha karna apa? yang jelas kalau, angkot penuh nd perlu bergeser - geser, udah PW soal'y.Angkot yang Aq naiki berpenumpang 6 orang termasuk Aq, semua berjenis kelamin laki-laki.Ini memudahkan Aq utk berinteraksi, bertanya tetang Solo. Aq mulai pembicaraan dan dengan tujuan menyakinkan, bahwa Angkot ini benar tujuan'y ke Keraton Solo. Maaf Pak, angkot ini melawati Keraton Solo ya?Tanya ku.Iya Dik. Iya lewat Keraton Solo, Jawab Bapak yang sudah memutih Ubannya. Sudah tua, pakai celana pendek dan membawa bungkusan kantong hitam, ntah apa isinya yg jelas bukan itu tujuan Q. Adik dari mana kata beliau, memecah pikiran dan penglihatan Q tentang setiap apa yag Q lihat sepanjang jalan.Dari Jakarta Pak, Jawab Q. Adik sendri?Iya Pak sendiri. Tanpa beliu tanya Aq langsung menjelaskan tujuan Q ke Kota Solo (sekalian berbasa - basi dan sebagai tanda keramahan), ingin melihat Keraton Solo Pak, katanya juga orang Solo baik dan ramah kata Q, dan Saya ingin melihat kebijakan Walikota, Siapa Pak itu namanya (pura - pura Q bertanya) Joko Wi, Joko Widodo kata Bapak itu, segera Q timpali Iya Joko Widodo Pak, tentang PKL dan penghijauan Kota Solo. Dan Aq bertanya juga tentang perseteruan Joko Widodo dengan Gubernurnya (Jawa Tengah) tentang pembangunan Mall di Kota Solo. Ooo,,yang itu kata beliau, Iya, itu karena bangunan tua, termasuk peninggalan Sejarah. Joko Widodo tidak mau menjadikannya Mall, sementara Gubernur ingin membangun Mall.Ya,,,Qt rakyat kecil nd pedulilah,,,itu permainan tingkat atas, permainan politik, Qt rakyat bawah melihat saja, yang penting biasa makan kata beliau.Dalam hati Q, Bapak ini luas juga pengetahuannya, ini sekaligus bukti pengetahun rakyat tentang politik (rakyat sudah cerdas), di balik kecerdasannya mereka tidak peduli, karena mereka sudah tahu permainan orang - orang atas, yang penting bagaimana mereka bisa makan. Di balik obrolan yang santai, ia bertanya dengan Bapak didepanya untuk memastikan apakah angkot ini sampai Keraton Solo. Iya sampai, jawab Bapak di depannya, dan kebetulan duduk nd jauh di samping Q. Pada hal beliau sendiri tidak berhenti di Keraton Solo,baik sekali dalam batin Q. Beliau kenalkan satu persatu setiap tempat umum yang di lewati, dari Museum Dewan Pers sampai Pasar Tradisional. Teman obrolan Q sekarang bertambah menjadi dua, Bapak yang ada di sebelah Q. Mereka berdua bercerita, Aq kebingunagan mana yang harus Aq dengar dan tanggapi. Jika tidak Aq tanggapi, takut salah satu tersinggung. Akhir'y sekali - kali Q toleh kedua Bapak tersebut tanda Aq menyimak cerita mereka. Tidak lama Bapak yang di depan turun, duluan ya Dik kata beliau, Iya Pak jawab Q, Hati - hati Pak tambah Q.

Teman obrolan tidak hilang, Bapak yag sebelah Q kembali bercerita, tidak terlau tua, kira - kita 45 tahun ke atas usianya, dari pakainnya di gunakan beliau mungkin sopir taxi atau mungkin pekerja di salah satu perusahaan atau lembaga, karena sepatu pantofel yang di gunakan tidak terlalu mengkilat, bajunya tidak terlalu cerah sebagimana pekerja di instansi negeri. Sekarang payah Dek, dulu baik - baik Zaman Megawati Presiden, diganti Presiden SBY, sekarang tambah susah katanya. Kan nanti bisa diganti nanti Pak, 2014 kata Q. Akh,,sama saja kata beliau. Berarti nanti milih siapa ni Pak 2014 tanya Q memancing?Nd tau lah Dek, mending nd pilih, nd punya efek sama kita kata beliau. Pesimis sekali Bapak ini(dalam hati Q), Aq terdiam berpikir, rakyat ini butuh makan, butuh pekerjaan dan kesejahteraan. Bukan pemilu....!Tapi Pemilu untuk mengantarkan kesejahteraan dalam ilmu politik dapat Q jelaskan, tapi dalam waktu yag berbeda nanti. Q alihkan topik pembicaraan, ke Joko Wi. Katanya ada penataan PKL waktu itu Pak?IyA di tata jadi baik tanpa penolakan, di mana itu ya Pak?Tidak tahu itu Dek, itu urusan pemerintahlah,,,yang penting Qt bisa makan. Lagi - lagi jawaban yang penting bisa makan Aq dapatkan.Ya,,yang penting bisa makan!

Bapak itu merogoh kocek (saku) celananya, dalam hati Q pertanda Keraton Solo sudah dekat, karena katanya dia juga berhenti nd jauh dari Keraton Solo. Aq juga mempersiapkan uang untuk ongkos angkot. Sempat Q berpikir, disela kesunyian obrolan di angkot , Ada yang aneh rute angkot ini, jalan yang di lalui angkot ini berupa jalan yang masuk ke Gang - Gang, bukan jalan raya yang banyaK di lewati, sebagaimana rute angkot kebanyakan. Mungkin ini Kota Solo, ada bedanya...Dek, ini Keraton Solo. Angkot ini tepat berhenti di Depan Keraton, seolah - olah Aq adalah majikan yang di jemput dan di antar dalam waktu yang tepat dan di tempat yang tepat. Pada hal Aq naik angkot...Terimkasih Mas ucap Q kepada Sopir. Mari Pak kata Q kepada Bapak yang jadi teman obrolan Q.

Keraton Solo,,,sambil kepala Q melihat tulisan dan dinding di sekitar ,akhirny sampai juga kata Q dalam hati. Tapi ko' sepi?Q bertnya dengan petugas Keraton di depan pintu masuk. Mas, masukny lewat mana ya?Lewat samping Mas, beli karcis masuk dulu di sebelah.Baik Mas, Terimkasih jawab Q. Setelah beli karcis masuk, Aq kebingungan mana pintu masuknya, ko' nd ada tanda - tandanya. Dengan percaaya diri Aq masuki gerbang yang besar nan tinggi, ko' yang ada Gedung sekolah SD dan rumah penduduk. Lalu Q bertanya lagi, dengan penjual yang ada di pinggir jalan, lurus belok kanan Dek kata Bapak tua prnjual itu. Baik Pak. Terimkasih ucap Q.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun