Mohon tunggu...
Bhayu M.H. Ketum NuN
Bhayu M.H. Ketum NuN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bhayu M.H. sebagai Ketua Umum M.P. N.u.N.

Netizen untuk Negeri atau disingkat N.u.N. adalah komunitas lintas-agama, lintas budaya, lintas suku bangsa yang didirikan pada 4 Desember 2016. Niat kami adalah ikut berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Fokus perjuangan kami adalah melawan intoleransi dan separatisme. Di account ini, Bhayu M.H. bertindak selaku Ketua Umum Musyawarah Pendiri (M.P.) dari N.u.N. Sekaligus merangkap sebagai Koordinator Utama Badan Pengelola Harian (Kortama B.P.H.). Pembuatan account ini adalah untuk membedakan antara Bhayu M.H. sebagai pribadi -yang mana accountnya sudah lebih dulu ada di Kompasiana- dengan sebagai Ketum N.u.N. Apalagi sejak Kemenkumham resmi mensahkan N.u.N. sebagai badan hukum perkumpulan pada 31 Mei 2021, maka setiap pernyataan Bhayu M.H. sebagai Ketum M.P. merangkap Kortama B.P.H. N.u.N. terbuka bagi publik serta dapat dikutip oleh media massa. Maka, diperlukan pembedaan tersebut sebagai bentuk kehati-hatian.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

9/11, Afghanistan dan Indonesia

11 September 2021   19:52 Diperbarui: 12 September 2021   00:27 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://spectatorworld.com/

Pada hari Kamis, 30 Agustus 2021 lalu, dikabarkan Hambali mulai diadili setelah ditahan selama 18 tahun. Tidak hanya Hambali, dua warga negara Malaysia juga ikut diadili dengan tuduhan yang sama.

Efek dari kejadian 9/11 itu cukup signifikan bagi Indonesia. Keamanan negara ini diperketat dengan makin banyaknya peledakan bom di tempat umum. Bahkan peledakan di Hotel J.W. Marriott Jakarta pada 17 Juli 2009 sampai membatalkan kedatangan klub sepakbola asal Inggris, Manchester United. 

Sebelumnya, bom juga pernah meledak di hotel yang sama pada 5 Agustus 2003. Nama Indonesia jadi buruk di mata internasional. Di beberapa film keluaran Hollywood misalnya, nama Indonesia atau Jakarta selalu dikaitkan dengan terorisme. Tentu saja, sejumlah negara barat juga "memandang miring" kepada Indonesia, antara lain dengan dikeluarkannya "travel warning".

Terorisme, Masalah Global Yang Belum Selesai

Amerika Serikat selain menggelar perang di Afghanistan, kemudian memperlebar medan perangnya. Mereka tanpa alasan jelas dan bukti kuat kemudian menyerbu Irak dan Libya. Kedua pemimpin kuat negara itu digulingkan. Dan akibatnya, kedua negara itu kemudian hancur lebur dalam perang saudara hingga kini. 

Di Afghanistan, Amerika Serikat juga meninggalkan luka mendalam. Tentu saja selain korban dan kerugian material dari pihaknya sendiri. Di Afghanistan, peneliti dari Brown University menyebutkan pemerintah A.S. telah mengeluarkan setidaknya 2,3 trilyun dollar atau setara Rp 32.721.410 milyar dengan kurs dollar hari ini (US$ 1 = Rp 14.226,1). Lebih dari 32 kuadyun. Sementara jumlah personel yang gugur di Afghanistan dari pihak A.S. adalah 2.448 anggota militer dan 3.846 orang kontraktor. 

Data tersebut dilansir kantor berita Associated Press bersumber dari Linda Bilmes dari Harvard University's Kennedy School dan juga dari proyek Brown University Costs of War.

Apakah Amerika Serikat kalah dalam perang di Afghanistan? Saya kira tidak. Karena berbeda dengan Perang Vietnam, A.S. tidak menyerah. Juga tidak ada perjanjian damai seperti The Paris Peace Accords yang secara resmi mengakhiri Perang Vietnam pada 27 Januari 1973, setelah perang yang berlangsung sejak 1 November 1955. Meskipun pada 29 Februari 2020 A.S. dan Taliban menandatangani perjanjian, namun esensinya tidak sama dengan sewaktu Perang Vietnam. 

Penarikan pasukan A.S. sendiri kemudian direalisasikan oleh pemerintahan Joe Biden sebagai bagian dari janji kampanyenya. Walau mundur dari jadwal 1 Mei 2021 sesuai perjanjian, namun dijadwalkan selesai sebelum tanggal  11 September 2021, hari ini. 

Akhirnya, pada 30 Agustus 2021 yang baru lalu, US Army Major General Chris Donahue menjadi prajurit A.S. terakhir yang meninggalkan Afghanistan secara resmi. Beliau adalah komandan dari pasukan elite Angkatan Darat A.S., 82nd Airborne Division, XVIII Airborne Corps.

Tidak ada tekanan sama sekali dari Taliban saat penarikan pasukan A.S. dari Afghanistan. Peledakan bom di luar Bandara Kabul pada hari Kamis (26/8) yang menewaskan 13 orang anggota militer A.S. dan 170 orang lainnya, bukan dilakukan oleh Taliban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun