Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Usulan untuk Kompasiana

20 Juli 2011   12:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311166268736000615

Kompasiana, mau tak mau harus diakui merupakan blog komunitas terbesar di Indonesia. Saya tidak tahu statistiknya, baik jumlah member maupun hits per harinya. Namun, dengan intensitas tulisan masuk saja, kita sudah bisa tahu betapa banyaknya orang yang berpartisipasi. Banyaknya jumlah kunjungan ini juga terbukti menarik sponsor untuk masuk, baik beriklan maupun mendukung lomba penulisan blog.

Sebenarnya, dengan potensi besar ini, ditambah dukungan dari koran harian terbesar di negeri ini, Kompasiana bisa tampil lebih baik lagi. Dari segi teknologi informasi, saya harus akui banyak perbaikan. Tampilan situs sangat menarik dan user-friendly. Kecepatan akses bagus, walau sebenarnya dengan fitur yang ada bisa membuat bandwith terpakai secara massif.

Apa yang sering dikomplain oleh Kompasianer sebenarnya justru teknis pemilihan artikel. Artikel yang tampil sebagai Head Line dan High Light seringkali dianggap tidak pantas atau kurang sesuai. Belum lagi kenyataan adanya copy-paste atau plagiat dari artikel lain. Di internet, hal itu mudah sekali dilakukan.

Saran saya, untuk menghindari plagiat, maka sebaiknya artikel reportase yang dijadikan HL (baik Head Line maupun High Light) adalah berita lokal. Di sini Kompasiana justru akan mengedepankan "jurnalisme warga". Kalau berita nasional, maka harus dipastikan bahwa si penulis sendiri hadir meliput acara tersebut. Ini seperti dituliskan oleh Wisnu Nugroho yang tentu saja status wartawannya tidak diragukan. Lagipula, kalau berita nasional biasanya sudah dilaporkan oleh media arus utama (main stream), kecuali tentunya dengan sudut pandang (angle) yang berbeda.

Selain itu, saya menyarankan sejumlah hal berikut sebagai kriteria pemilihan artikel sebagai HL:

  • Bermanfaat bagi sebanyak mungkin pembaca.
  • Artikel opini harus bersifat umum dan tidak mewakili kepentingan tertentu.
  • Artikel reportase harus unik dan dibuktikan orisinalitasnya. Terutama foto harus asli dari si penulis sendiri. Kehadiran penulis di lokasi tempat kejadian juga harus dibuktikan.
  • Harus memenuhi kaidah jurnalistik, terutama bagi artikel reportase. Misalnya tidak menyembunyikan identitas sumber bila tidak perlu. Penyembunyian narasumber hanya boleh dengan mengikuti kaidah baku yang ditetapkan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam The Rise of Anonymous Sourcing. Tidak disebutkannya narasumber dalam sebuah tulisan tanpa alasan jelas memungkinkan penulisnya melakukan penyesatan opini publik dan kebohongan (sebenarnya tidak ada narasumber, hanya penulis yang merangkai pendapat mengatasnamakan orang lain).
  • Untuk artikel opini, sebaiknya menggunakan rujukan teori ahli dan fakta-data primer. Ini seperti penulisan opini di harian Kompasi yang ketat kriterianya.

Selain itu, alangkah baiknya bila memang ada penulis yang disebut ahli di bidangnya dan dikenal baik oleh redaksi Kompasiana, mereka dijadikan kolumnis tetap (dibuatkan kolom tersendiri). Ini agar tulisan mereka tidak cepat hilang karena tergusur tulisan lain. Dan juga agar jatah HL bagi penulis biasa tidak hilang.

Selain itu, alangkah baiknya ada admin khusus bagi Kompasiana tanpa dibebani tugas-tugas lain di Kompas. Admin khusus ini akan jauh lebih cepat merespon apabila terjadi masalah terutama gangguan, pengaduan atau polemik di Kompasiana. Perlindungan terhadap nama baik penulis dari tulisan penulis lain juga harus dilakukan. Saya pernah dicemarkan nama baiknya oleh penulis berinisial HH, sudah dilaporkan ke admin tapi tidak ada tanggapan sama sekali. Malah, HH ini beberapa kali dipuji Kompasianer lain terutama karena ia mengaku mendapatkan pekerjaan atau pesanan (order) karena tulisannya di sini. Padahal tidak semua tulisannya bermanfaat, seringkali terkesan cuma asal posting saja.

Saya juga mengusulkan adanya penetapan jam dateline HL. Misalnya sehari 3 x ganti, jam 8 pagi, jam 13 siang dan jam 19 malam. Jadi kita bisa memperkirakan kapan tulisan sebaiknya dimasukkan bila mengincar posisi HL.

Kemudian, ada penjatahan jenis posting yang jadi HL. Misalnya 2 artikel untuk opini, 2 artikel untuk reportase. Fiksi sebaiknya diubah menjadi sastra sehingga bisa menampung cerpen dan puisi dan dipisahkan kategorisasinya, bisa diberi jatah 1 HL per jam dateline.

Ah, saya rasa itu dulu usulan kali ini. Semoga saya tidak dianggap cerewet oleh admin dan rekan-rekan semua. Karena ini semata demi kebaikan Kompasiana, rumah kita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun