Mohon tunggu...
Demus Bezakel
Demus Bezakel Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal, sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Visi Tanpa Aksi Hanya Halusinasi

28 Agustus 2025   19:03 Diperbarui: 28 Agustus 2025   19:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi visi aksi hanya halusinasi|Istockphoto

Aksi: mulai dari berjualan kecil-kecilan, menabung, belajar manajemen, dan tidak takut gagal.

Dari langkah kecil, lahirlah hasil besar.

Mengapa Banyak Orang Berhenti di Visi?

Pertanyaannya: mengapa banyak orang hanya berhenti di mimpi tanpa pernah bertindak?

Ada beberapa alasan:

  1. Takut gagal. Banyak orang lebih suka berkhayal daripada mencoba, karena khayalan tidak pernah mengecewakan. Tapi tindakan bisa membawa risiko gagal, dan itu menakutkan.

  2. Malas. Visi yang besar membutuhkan kerja keras. Tidak semua orang siap mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kenyamanan.

  3. Tidak disiplin. Mereka punya semangat di awal, tetapi tidak konsisten. Akhirnya visi hanya tinggal semangat sesaat.

  4. Kurang percaya diri. Banyak orang merasa mimpinya terlalu besar, sehingga tidak berani melangkah sama sekali.

Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses. Edison gagal ribuan kali sebelum sukses. Kolonel Sanders (pendiri KFC) ditolak ratusan kali sebelum resep ayam gorengnya diterima. Bahkan seorang anak kecil pun harus jatuh berkali-kali sebelum bisa berjalan.

Dari Halusinasi Menjadi Realisasi

Visi tanpa aksi hanyalah halusinasi, tetapi visi dengan aksi akan menjadi transformasi. Lihatlah tokoh-tokoh besar dunia. Mereka punya mimpi besar, tetapi tidak berhenti di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun