Tujuan utama sila kelima adalah menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara dan memastikan hasil pembangunan dapat dinikmati secara adil oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, sila kelima dapat di jadikan pondasi dalam membangun masyarakat yang beradab, makmusr dan berkeadilan sosial.
- Modernisasin dan Dampaknya dalam Kehidupan Sosial
Seperti yang terlah dijelaskan modernisasi adalah perpindahan cara hidup dari tradisional menuju cara hidup yang lebih modern atau lebih maju dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meodernisasi telah membawa banyak kemajuan di Indonesia, seperti meningatnya akses informasi, ekonomi digital dan meningkatnya sarana trasportasi. Namun, modernisasi juga menimbulkan banyakn tantangan baru, seperti kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi, berkurangnya semangat gotong royong, dan kehidupan individualis.
Din kota-kota besar banyak masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, sementara di desa masih banyak masyarakat yang hidup miskin. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembangunan belum di rasakan secara merata. Selain itu, nilai kebersamaan yang dulu menjadi ciri khas bangsa Indonesia sekarang sudah mulai luntur akibat pengaruh budaya luar yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan bersama. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa sila kelima belum maksimal dalam arus globalisasi.
- Pelaksanaan Sila Kelima dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah berusaha menerapka nilai-nilai sila kelima melalui berbagai kebijakan dan program pembangunan. Seperti program bantuan sosial bagi masyarakat miskin atau korban bencana, peningkatan akses pendidikan di daerah pelosok yang sulit di akses, pemerataan pelayanan kesehatan, dan perbaikan gizi. Semua program tersebut dilakukan untuk mewujudkan keadilan sosial dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Namun, dalam pelaksanaanya masih banyak kendala yang terjadi. Masalah seperti korupsi, penyalahgunaan aggaran negara, dan ketidakadilan dalam penyaluran bantuan yang sering kali membuat kebijakan tersebut tidak tepat sasaran. Akibatnya, masih banyak rakyat kecil yang belum merasakan keadilan sosial sebagaimana yang ditetapkan dalam sila kelima pancasila. Selain itu, perkembangan ekonomi modern juga sering kali hanya menguntungkan pihak tertentu saja, sedangkan pihak lain tertinggal jauh di belakang.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mewujudkan sila kelima. Nilai keadilan soial dapatb diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghargai perbedaan, tidak bersikap egois, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial.
Dapat disimpulkan bahwa Pancasila, khususnya sila kelima, memiliki peran yang sangat pentingdalam proses modernisasi di Indonesia. Nilai-nilai keadilan menjadi pedoman agar pebangunan dapat berjalan secara merata tanpa menimbulkan kesengjangan sosial. Walaupun pemerinth telah berusaha melalui berbagai kebijakan, pelaksanaan sila keima masih saja menghadapi banyak tantangan, seperti ketimpangan ekonomi dan melemahnya berbagai sistem yang menjadi penyebab kurangnya tindak keadilan di Indonesia.
Oleh karena itu, pelaksanaan sila kelima tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab setiap wargnya. Setiap individu harus menanamkan nilai keadilan, kepedulian, dan solidritas dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut harus di tanamkan sejak dini agar kelak dapat terbentuk masyarakat yang memiliki rasa solidaritas dan kepedulian yang tinggi. Jika Pancasila benar-benar diamalkan dengan sungguh-sungguh, maka cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat dapat tercapai dengan seimbang antara kemajuan dan nilai moral bangsa.
Huntingon, Samuel P. (1971). The Change to Change: Modernization, Development, and Politics. New York: Free Press.
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Repubik Indonesia. (2022). Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Kemendikbudristek.