Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... Relawan - Menulislah Selayaknya Bertutur, Mengalirlah Energi Kebaikan

Berbagi pengalaman, kesempatan dan cerita sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengolah Sampah Jadi Lebih Bermanfaat

29 September 2021   16:11 Diperbarui: 3 Oktober 2021   17:03 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku geli mba kalau ketemu cacing atau binatang waktu mainan tanah." Seorang teman merespon postinganku tentang bikin kompos. Ya, sesekali memang ketemu sih, tetapi itu kalau mengelola komposnya kurang telaten, bisa jadi ada belatung di wadahnya. Aku memang membuat kompos dengan beberapa cara, ada tiga yang sudah aku terapkan.

Satu, ini yang paling simpel menurutku, dengan bantuan wadah komposter, semua sisa sayuran bisa langsung dimasukkan. Hanya perlu sedikit tenaga untuk memotong lebih kecil agar mempercepat prosesnya, tapi kalau lagi malas, cemplungkan saja ya bisa kok. Wadah ini sudah aku pakai cukup lama, kira-kira 7 tahunan. Hasilnya, cairan coklat yang biasa disebut lindi merupakan pupuk cair. 

Selama ini sangat membantu untuk memberi nutrisi pada tanaman di rumah. Kalau soal bau, pakai saja masker agar mengurangi baunya. Jangan karena berbau kemudian tidak mengolah sampah, toh untuk kebaikan bumi ini.

Kedua, langsung dicampurkan ke tanah/ pot. Ini aku lakukan juga selama ini, terutama kalau menemukan tanah yang sudah keras, perlu digemburkan, jadilah potongan sayuran/ buah dipakai untuk campuran tanah. 

Di halaman rumah ada beberapa pot yang aku siapkan untuk jadi wadah mencampurnya, jadi kalau sedang tidak ada waktu banyak, tuang saja ke dalamnya, nanti diaduk-aduk saat kegiatan merawat tanaman atau ada waktu lebih luang. Praktis kan, cemplung!

Nah yang ketiga ini baru aku pelajari setelah agak lama mengamati proses pembuatannya dan mengikuti diskusi kelompok pembuat eco enzyme. Ya, cara ketiga adalah mengolah kulit buah/ sayuran dengan cara membuat EE. Metode ini juga simple, baik cara dan bahan yang dibutuhkan sangatlah mudah. 

Dengan memperhitungkan jumlah/ takaran, pembuatan EE sangat bisa dilakukan siapa saja, termasuk anak-anak. Kebetulan aku sering ditanya teman saat anaknya harus praktik membuat EE sebagai tugas sekolahnya.

Cara membuat EE aku kasih infonya nih, bisa dipraktikin dan dilanjutkan sebagai cara kita merawat bumi. Tak ada yang sulit jika dilakukan, yang sulit ya kalau gak dicoba.

Bahan membuat EE sebenarnya hanya kulit buat/ potongan sayur, air dan gula merah. Untuk komposisinya ikuti rumus ini: 1:3:10.

  • 1 bagian itu untuk takaran gula merah
  • 3 bagian itu untuk takaran kulit buah/ sayur  
  • 10 bagian itu untuk takaran air
  • Jangan ubah takarannya supaya berhasil EE yang dibuat.

Masih bingung, aku kasih ilustrasi ya.

Misal aku punya 100 gr gula merah, bahan kulit buah/ sayuran yang diperlukan adalah 300gr, nah kemudian diperlukan 1000cc/ 1 liter air.

Masih bingung? Semoga tidak ya. Jadi selalu siapkan gula merah sesuai kebutuhan jika mau membuat EE. Biasanya aku menggunakan patokan berapa gram kulit buah yang sudah tersedia, kemudian aku membagi 3 agar dapat takaran gula merah. Kalau air, tentu persediaan banyak kan.

Jadi, silakan teman-teman pakai rumus ini untuk memulai membuat EE.

Oya, pastikan mengunakan wadah yang terbuat dari bahan plastik karena untuk menghindarkan pecah kalau menggunakan bahan kaca. Proses membuat EE itu menghasilkan gas, jadi wadah yang digunakan harus menyisakan ruang yang cukup, jangan terlalu penuh saat memasukkan kedua bahan itu (kulit buah dan gula merah).

Nah, setelah bahan dimasukkan, tutup wadah dengan rapat dan simpan di tempat yang teduh, tak terkena sinar matahari langsung. Kemasan rapat dan disimpan selama tiga bulan. 

Saat satu bulan pertama, bukalah tutup wadah setiap hari selama beberapa detik, ini diperlukan untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan, setelah itu tutup rapat. Ulangi keesokan harinya.

Bagaimana jika memasuki bulan kedua dan ketiga? Jika gasnya sudah berkurang, maka ditutup saja, lanjutkan sampai bulan ketiga.

Proses membuat EE ini memang lama, tetapi sebenarnya ada nilai yang ingin diterapkan dalam mengolah EE. Kita menjadi lebih bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam dan diajak untuk bertanggungjawab merawatnya. 

Jika ingin makan enak, tentu memasak dan mengolah makanan sangat dibutuhkan, tetapi jangan lupa olah juga sampah yang telah kita hasilkan. 

Mengolah sampah menjadi kompos atau EE sangatlah mudah, mulai dari anak-anak juga bisa diterapkan. Jadi, peran merawat bumi ini tentu harus jadi peran bersama, tak bisa diletakkan hanya pada satu pihak.

Teman-teman ingin berpartisipasi dalam merawat bumi kita? Mulailah dengan mengolah sampah di rumah, jadikan kebiasaan ini menjadi habitus baru, tunggulah prosesnya, akan dinikmati oleh generasi mendatang. 

Kita tak ingin meninggalkan bumi yang kotor dan sakit kan? Yuk mulai dengan ngompos, bikin EE untuk melakukan pertobatan ekologis. Semoga langkah kecil ini jadi langkah bersama yang memberi dunia baru bagi anak cucu mendatang.

Yuk mulai, langkah kita dari rumah untuk dunia yang lebih sehat.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun